Senin, 24 Mei 2010

Dimensi kualitas produk

Kualitas produk merupakan kemampuan yang biasa dinilai dari suatu produk dalam menjalankan fungsinya yang merupakan suatu
gabungan
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk memuaskan kebutuhan dan harapan konsumen (Bergman dan Klefsjo, 1994 : 16). Pengertian kualitas produk menurut Adam & Ebert (1992;597), adalah "Quality is the customer's perception". Artinya kualitas adalah persepsi konsumen, yaitu suatu penilaian konsumen terhadap ciri atau atribut produk, baik atau buruknya kualitas suatu produk dapat diukur melalui pendapat yang diberikan konsumen terhadap kualitas dari atribut produk tersebut. Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli.
Dalam pemasaran, definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.
Produk identik dengan barang. Dalam akuntansi, barang adalah obyek fisik yang tersedia di pasar. Sedangkan produk yang tidak berwujud disebut jasa. Dalam manajemen produk, identifikasi dari produk adalah barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Kata produk digunakan untuk tujuan mempermudah pengujian pasar dan daya serap pasar, yang akan sangat berguna bagi tenaga pemasaran, manajer, dan bagian pengendalian kualitas.

Kamis, 06 Mei 2010

kebijakan dividen

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ketika sebuah perusahaan berekspansi, perusahaan akan memerlukan modal dan modal tersebut dapat berasal dari utang mapun ekuitas. Utang memiliki dua keunggulan penting. Pertama, bunga yang dibayarkan dapat menjadi pengurang pajak yang selanjutnya akan menurunkan biaya efektif utang tersebut. Kedua, kreditor akan mendapatkan pengembalian dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi keuntungannya jika bisnis berjalan dengan sangat baik.
Namun, utang juga mempunyai kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio utang, maka perusahaan akan semakin berisiko. Namun perusahaan juga mempunyai masalah yang mempengaruhi kebijakan distribusi kas. Sebagian besar perusahaaan membuat sebuah kebijakan yang akan memperhitungkan ramalan arus kas dan pengeluaran modalnya.

analisis perekonomian menurut pandangan klasik dan keynes

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tahun 1960-an ahli-ahli ekonomi telah merasa puas dengan analisis keseimbangan makro ekonomi yaitu analisis yang mengabaikan aplikasi perubahan harga ke atas keseimbangan tingkat kegiatan ekonomi dan yang sangat menekankan segi permintaan dalam analisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara. Peristiwa-peristiwa dalam kegiatan ekonomi di berbagai negara dalam tahun 1970-an yang pada umumnya menghadapi masalah inflasi yang serius dalam keadaan pengangguran yang cukup tinggi, menimbulkan kesadaran bahwa analisis yang ada belum dapat memberikan gambaran yang tepat mengenai peristiwa yang mungkin berlaku dalam perekonomian.
Kelemahan ini telah mendorong kepada perkembangan model penemuan keseimbangan kegiatan ekonomi negara yang menunjukkan bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi pertumbuhan, fluktuasi kegiatan ekonomi dn kesempatan kerja. Analisis ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan lebih lengkap karena tidak saja memberi gambaran tentang implikasi perubahan harga ke atas tingkat pengeluaran dalam suatu perekonomian tetapi juga menunjukkan implikasi perubahan harga ke atas penawaran agregat yaitu jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan dan ditawarkan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Berdasarkan sifat analisisnya ini, analisis keseimbangan ini lebih dikenal sebagai model permintaan dan penawaran agregat.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis perekonomian menurut pandangan Klasik dan Keynes ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menentukan kurva permintaan agregat ?
3. Bagaimana keseimbangan antara permintaan agregat dengan penawaran agregat?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui analisis perekonomian menurut pandangan Klasik dan Keynes.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan kurva permintaan agregat.
3. Untuk mengetahui keseimbangan antara permintaan dan penawaran agregat.



 
ASET / AKTIVA DAN PENGUKURANNYA

  1. PENGERTIAN
    FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No 6, prg 25):
Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a perticular entity as a result of past transactions or events.
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)
Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai berikut:
An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.
Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard Board (AASB) mendefinisi aset sebagai berikut:
Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting entity as a result of past transaction or other past events.
Definisi FASB dan AASB cukup dibanding definisi yang lain luas karena aset dinilai mempunyai sifat sebagai manfaat ekonomik (economic benefits) dan bukan sebagai sumber ekonomik (resources) karena manfaat ekonomik tidak membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomik yang dapat dimasukkan sebagai aset.
Berdasar uraian diatas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:

 

 
1.
Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa, karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.
2.
Dikuasai atau dikendalikan entitas
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep penguasaan atau kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Hal ini dilandasi oleh konsep dasar substansi mengungguli bentuk yuridis (substance over form). Pemilikan (ownership) hanya mempunyai makna yuridis atau legal.
3.
Timbul akibat transaksi masa lalu
Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus timbul akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi. Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan (mengurangi) aset. Misalnya perubahan tingkat bunga, punyusutan atau kecelakaan.

 

 

 
2. PENGGOLONGAN
Akun (perkiraan / rekening)  adalah daftar (formulir) yang digunakan untuk mencatat dan menggolong-golongkan transaksi yang sejenis. Perkiraan dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Perkiraan Neraca (Riil), yaitu suatu perkiraan yang pada akhir periode akuntansi dilaporkan sebagai unsur neraca. Perkiraan Neraca terdiri dari:

  1. Harta / Aktiva / assets.

  2. Utang / Kewajiban / liabilities

  3. Modal / capital.
2. Perkiraan Rugi Laba (Nominal), yaitu suatu perkiraan yang pada akhir periode akuntansi dilaporkan sebagai unsur rugi/laba. Perkiraan Rugi-Laba terdiri dari :

  1. Pendapatan / revenue.

  2. Beban / expenses.
Harta / Aktiva
A
dalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki  perusahaan berupa benda berwujud dan tidak berwujud (hak), yang mempunyai nilai uang dan akan mendatangkan manfaat pada masa akan datang. Kekayaan tersebut merupakan sumber daya bagi perusahaan untuk melakukan usaha. Aktiva / Harta diklasifikasikan ke dalam :
Aktiva lancar (Current Assets)
Aktiva lancar adalah kekayaan perusahaan yang berupa uang tunai (kas) dan saldo rekening giro di Bank serta kekayaan lain yang dapat dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro di Bank, yang dapat dijual atau dipakai habis dalam waktu satu tahun (siklus operasi normal).
Aset lancar (Inggris: current asset) dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Pada suatu neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar
Antara waktu satu tahun dengan siklus operasi normal perusahaan dipilih mana yang lebih panjang. Siklus operasi normal adalah perputaran modal kerja dari kas dan giro bank sampai kemudian menjadi kas atau giro Bank kembali. Yang termasuk Aktiva Lancar antara lain :

  1. Kas, yaitu uang tunai, cek saldo rekening giro di Bank atau alat pembayaran lainnya yang dapat diterima oleh Bank sebesar nilai nominalnya.

  2. Surat Berharga, yaitu surat berharga yang berupa saham dan obligasi yang segera dapat diuangkan atau dijual di bursa efek / Bank.

  3. Wesel Tagih (Piutang wesel), yaitu surat perintah membayar/kesanggupan membayar sejumlah uang pada orang tertentu dan pada tanggal tertentu. Sebelum tanggal jatuh tempo wesel tagih ini dapat dijual ke bank dengan nilai tunai yang diterima lebih rendah dari nilai nominalnya.

  4. Piutang Usaha, yaitu tagihan kepada pihak lain yang terjadi karena penjualan barang atau jasa tanpa disertai janji tertulis.

  5. Persediaan barang dagangan, yaitu barang yang dibeli tanpa diproses (diolah kembali) yang siap untuk dijual kembali.

  6. Beban dibayar dimuka (Porsekot), yaitu pembayaran dimuka yang belum menerima prestasi/jasa. (Misalnya; sewa dibayar dimuka/porsekot sewa).

  7. Perlengkapan, yaitu bahan-bahan habis pakai (tidak dapat dipakai lagi). Misalnya : Pelerngkapan Kantor : Kertas, tinta, perangko dan lain-lain. Perlengkapan Toko: kertas bungkus, tali dan lain-lain.
Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)
Investasi jangka panjang merupakan bentuk penyertaan yang dilakukan untuk beberapa tahun, yang tujuannya bukan untuk menunjang kegiatan operasi pokok perusahaan dan tidak mengganggu kegiatan normal perusahaan. Investasi jangka panjang ini tujuannya untuk :

  • Memperoleh keuntungan di masa mendatang.

  • Menguasai perusahaan lain.
Yang termasuk investasi jangka panjang antara lain :
    Investasi merupakan penanaman ( penyertaan ) modal dalam bentuk aset. Investasi mempunyai tujuan jangka panjang. Adapun yang termasuk pada jenis investasi ini adalah:

  1. Investasi pada saham, yaitu penanaman modal dalam bentuk saham yang dikeluarkan oleh perusahaan lain. Tujuannya untuk dapat mempengaruhi bahkan menguasai perusahaan lain.

  2. Investasi pada obligasi, penanaman modal dalam bentuk obligasi dalam bentuk obligasi dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan (bunga ) secara teratur dari tahun ke tahun.

  3. Investasi pada dana, yaitu penanaman dalam bentuk dana-dana yang akan digunakan pada tahun-tahun mendatang

  4. Investasi dalam bentuk tanah.
Aktiva Tetap (Fixed Assets)
    Menurut PSAK No 16 paragraf 6
Aset tetap adalah aset berwujud yang ;

  1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,untuk direntalkan kepada pihak lain,atau untuk tujuan administratif

  2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Aktiva tetap ialah kekayaan berwujud yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, yang mempuntai manfaat (umur ekonomis) lebih dari 1 tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai barang dagangan serta nilainya material.
Dari pengertian ini Aktiva tetap mengandung lima unsur yaitu : kekayaan berwujud, untuk kegiatan normal, umur ekonomisnya lebih dari satu tahun, tidak untuk dijual sebagai barang dagangan dan nilainya matrial (nilainya berarti atau tinggi). Sehingga Aktiva yang tidak digunakan dalam kegiatan operasi normal tidak boleh dikelompokkan pada  Aktiva tetap, misalnya mesin yang belum digunakan dalam kegiatan normal perusahaan.
Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.
Umur ekonomis merupakan umur Aktiva tetap mulai dari pembelian sampai dengan Aktiva itu secara ekonomis kurang menguntungkan, yang berarti umur eknomisnya habis. Di samping itu Aktiva tetap juga mempunyai umur teknis, yaitu umur Aktiva tetap sampai dengan Aktiva tetap itu secara teknis sudah tidak dapat dipakai lagi. Berarti umur teknis lebih lama dari umur ekonomis.
Yang termasuk Aktiva tetap antara lain: tanah untuk lokasi usaha, gedung, mesin-mesin produksi, perlatan, kendaraan dan lain-lain.
Aktiva ini disajikan dalam laporan neraca berdasarkan harga perolehan. Kecuali untuk tanah, harga perolehan Aktiva tetap ini dialokasikan kepada periode-periode akuntansi yang menerima manfaatnya. Jumlah yang dialokasikan pada periode yang berjalan disebut penyusutan (depresiasi) yang dicatat pada perkiraan akumulasi penyusutan. Karena penyusutan diadakan tiap-tiap akhir periode (tiap Tahun) maka akumulasi penyusutan makin lama makin bertambah. Nilai buku akiva tetap sama dengan Harga Perolehan dikurangi Penyusutan.
Pengertian lain yaitu Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

 
Dari pengertian tersebut berarti syarat agar dapat digolongkan aktiva tetap :
1. Siap Pakai : jika belum siap pakai maka masuk ke aktiva dalam pengembangan atau bangunan dalam pelaksanaan.
2. Dengan dibangun lebih dahulu : jika bangunan sudah dapat dipakai/digunakan barulah dapat diakui sebai aktiva tetap.
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan : berarti sekalipun suatu saat bisa saja dijual tapi hal tersebut bukan sebagai tujuan perusahaan dalam memperoleh aktiva tetap tersebut. Contoh : bangunan yang digunakan sebagai kantor oleh perusahaan property diakui sebgai aktiva tetap, sedangkan property yg dibangun untuk dijual tidak boleh diakui sebagai aktiva tetap tapi persediaan barang dagang. (koreksi jika salah)
4. Mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Diperkirakan umur aktiva tersebut dalam kegiatan normal dapat digunakan minimal 1 tahun atau lebih.

 
Penggolongan aktiva tetap berwujud yaitu:

 

  1. Aktiva tetap berwujud yang masa kegunaannya tidak terbatas (misalnya tanah yang dipakai sebagai tempat kedudukan bangunan pabrik, bangunan gudang, dan bangunan kantor).

  2. Aktiva tetap berwujud yang umur dan masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir (misalnya bangunan, mesin, alat pabrik, mebel, perlengkapan kantor, kendaraan dan alat transport).

  3. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaanya sudah habis (misalnya sumber alam seperti tambang dan hutan).

 

 

 

 

 

 
Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Assets)
    Menurut PSAK No 19 paragraf 8
Aset tidak berwujud adalah asset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,disewakan kepada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif.
Aktiva ini merupakan Aktiva yang tidak mempunyai wujud fisik, tetapi berupa hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Yang termasuk Aktiva tak berwujud antara lain :


  1. Goodwiil, merupakan keunggulan komperartif yang melekat pada perusahaan secara keseluruhan. Goodwiil memungkinkan perusahaan memperoleh laba yang lebih tinggi dari rata-rata laba perusahaan sejenis dan sebanding. Goodwiil dapat diketahui dari : Produk yang terkenal mempunyai kualitas tinggi; Keunggulan dan keprofesionalan manajemen; Organisasi dan jalur pemasaran yang efisien dan efektif; Lokasi perusahaan yang strategis; Nama perusahaan yang dikenal luas.

  2. Hak Paten, yaitu hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah (Direktorat Paten) kepada perusahaan atau perorangan untuk memanfaatkan penemuan baru.

  3. Hak cipta, yaitu yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan atau perseorangan untuk memperbanyak atau menjual brang-barang hasil karya seni atau karya intelektual (karya tulisan).

  4. Merek dagang / trade mark, yaitu hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada orang atau badan usaha untuk menggunakan cap, nama, atau lambang usaha.

  5. Frachise, yaitu hak tunggal atau hak istimewa yang diperoleh suatu perusahaan dari perusahaan lain, pemerintah, atau perorangan untuk mengkomersialkan produk proses, teknik atau resep tertentu.

 

 
Asset adalah sumber daya yang :

  1. Dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lampau;dan

  2. Bagi perusahaan diharapkan akan menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan.
Aset moneter adalah kas dan setara kas serta asset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Karakteristik aktiva tak berwujud

  1. Didapat atau dibeli dari pihak lain

  2. Memberikan hak-hak istimewa kepada perusahaan sebagai pemilik

  3. Memberikan manfaat dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan

  4. Mempunyai masa kegunaan relative permanen

 
Penggolongan aktiva tak berwujud

  1. Berdasar pada dapat atau tidak dapatnya aktiva itu diidentifikaskan secara spesifik dengan dengan hak,jenis atau aktivitas tertentu. Contohnya hak patent dan hak cipta merupakan aktiva yang mempunyai identifikasi khusus sedang goodwill adalah salah satu bentuk aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi secara spesifik.

  2. Berdasar cara perolehannya,ada aktiva tak berwujud yang cara perolehanya didapat dari pembelian misalnya hak paten, hak cipta dan ada yang dikembangkan melalui kegiatan riset didalam perusahaan sendiri seperti misalnya resep-resep ata formula rahasia

  3. Berdasar masa manfaat meliputi terbatas masa kegunaannya baik menurut undang-undang kontrak atau pertimbangan-pertimbangan ekonomis seperti hak paten misalnya da tidak terbatas masa kegunaannya seperti goodwill

  4. Dapat atau tidak dapatnya aktiva itu dipisahkan dar eksitensi perusahaan. Terdiri dari dapat dipisahkan dan dijual tersendiri seperti misalnya hak cipta dan tidak dapat dipisahkan misalnya goodwill.
Aktiva tak berwujud ini pun tiap tahun disusutkan yang disebut amortisasi.

 
Aktiva Lain-Lain
Aktiva lain-lain yaitu kekayaan perusahaan yang tidak dapat digolongkan kedalam empat kelompok Aktiva sebelumnya (lancar, investasi jangka panjang, Aktiva tetap dan Aktiva tak berwujud). Yang termasuk Aktiva lain-lain antara lain :

  1. mesin yang tidak dipakai dalam operasi

  2. biaya pra operasi

  3. biaya emisi saham
Walaupun Aktiva diklasifikasikan menjadi lima, tetapi tidak semua perusahaan memiliki seluruhnya. Pada umumnya perusahaan memiliki lengkap kelima macam Aktiva itu adalah perusahaan-perusahaan besar. Sedangkan perusahaan kecil hanya mempunyai Aktiva lancar dan Aktiva tetap saja.
3.PENGAKUAN
Pengakuan Berdasarkan PSAK No. 16
Paragraf 07
Biaya perolehan asset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika :

  1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas

  2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal.

 
Paragraf 08
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan biasanya dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam laporan laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama kurang lebih satu periode. Sama halnya jika suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap tertentu hal ini juga dicatat sebagai aset tetap.

 

 

 
Paragraf 09
Pernyataan ini tidak menentukan unit ukuran dalam pengakuan suatu aset tetap. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan dalam penerapan criteria pengakuan yang sesuai dengan kondisi tertentu entitas. Pertimbangan tersebut tepat terhadap agresi unit-unit yang secara individual tidak signifikan seperti etakan dan perkakas kemudian menerapkan criteria atas nilai agregat tersebut.

 
Paragraf 10
Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh atau mengkontruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti, atau memperbaikinya.
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempengaruhi aset. Disamping memenuhi definisi aset, kriteria keterukuran, keberpautan, dan keterandalan harus dipenuhi pula. Menurut Sterling, Belkaoui (1993) menunjukkan kondisi perlu (necessary) dan kondisi cukup (sufficient) yang merupakan penguji (test) yang cukup rinci untuk mengakui aset tersebut, yaitu:
1.
Deteksi adanya aset (detection of existence test). Untuk mengajui aset, harus ada transaksi yang menandai timbulnya aset
2.
Sumber ekonomik dan kewajiban (economic resources and obligation test). Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan sumber ekonomik yang langka, dibutuhkan dan berharga.
3.
Berkaitan dengan entitas (entity association test). Untuk mengakui aset, kesatuan usaha harus mengendalikan atau menguasai objek aset.
4.
Mengandung nilai (non-zero magnitude test). Untuk mengakui aset, suatu objek harus mempunyai manfaat yang terukur secara moneter.
5.
Berkaitan dengan waktu pelaporan (temporal association test). Untuk mengakui aset, semua penguji di atas harus dipenuhi pada tanggal pelaporan (tanggal neraca).
6.
Verifikasi (verification test). Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk meyakinkan bahwa kelima penguji diatas dipenuhi.
Yang dikemukakan Belkoui di atas sebenarnya adalah apa yang disebut dengan kaidah pengakuan (recognition rules) yang merupakan petunjuk teknis atau prosedur untuk menerapkan empat kriteria pengakuan (recogniton criteria) FASB yaitu definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan. Kaidah tersebut diperlukan karena kriteria pengakuan sifatnya konseptual atau umum.

  1. PENGUKURAN
Pengukuran Awal berdasarkan PSAK no.16
Paragraf 15
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diujur sebesar biaya perolehan.

 
Pengukuran biaya perolehan
Paragraf 23
Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui pada saat terjadinya jika pembayaran untuk suatu aset ditangguhkan hingga melampui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan perlakuan alternative yang diizinkan dalam PSAK NO. 26 tentang biaya pinjaman.

 
Pengukuran setelah pengakuan awal berdasarkan PSAK no. 16
Model Biaya
Paragraph 30
Setelah diakui sebagai aset, setelah aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

 
Model Revaluasi
Paragraf 31
Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca.
Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran (measureability) manfaat ekonomik yang akan datang. Yang dimaksud pengukuran di sini adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya, yang akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut.
Dan jika suatu sumberdaya yang diperoleh suatu perusahaan tidak andal (reliable) pada elemen pengukurannya, maka sumberdaya tersebut tidak dapat ditampilkan sebagai aset melainkan diakui sebagai pendapatan ketika terjadi transaksi.
Pengakuan dan pengukuran berdasarkan PSAK no. 19
Pengakuan dan pengukuran awal aset tidak berwujud
Paragraf 19
Dalam mengakui suatu pos sebagai aset tidak berwujud, perusahaan perlu menunjukan bahwa pos tersebut memenuhi:

  1. Definisi aset tidak berwujud

  2. kriteria pengakuan sebagaimana diatur dalam pernyataan ini
Paragraf 20
Aset tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:

  1. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut

  2. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal
Paragraf 23
Suatu aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan.
Pengukuran Nilai yang dapat diperoleh kembali berdasarkan PSAK No. 48
Paragraf 13
Untuk menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali, perusahaan tidak selalu harus lebih dahulu menentukan harga jual neto atau nilai pakai aset. Misalnya jika salah satu dari jumlah ini melebihi nilai tercatat aset maka aset tidak turun nilainya dan tidak perlu menaksir nilai lain.

 
Pengakuan dan Pengukuran kerugian penurunan nilai aset

 
Paragraf 41
Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset lebih kecil dari nilai tercatatnya nilai tercatat aset harus diturunkan menjadi sebesar nilai dapat diperoleh kembali. Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan harus segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
6. PENYAJIAN
    Berdasarkan PSAK No. 16
Paragraf 75
    Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:

  • Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto

  • Metode penyusutan yang digunakan

  • Umur manfaat atau tariff penyusutan yang digunakan

  • Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulaisi rugi penurunan nilai)pada awal dan akhir periode

  • Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukan

    • Penambahan

    • Aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam

    • keompok yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai tersedia

    • untuk dijual sesuai dengan paragraf 45 atau pelepasan lainnya

    • Akuisisi melalui penggabungan usaha

    • Peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraph 31, 39, dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik secara langsung pada ekuitas sesuai PSAK no. 48

    • Rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi sesuai PSAK NO. 48

    • Rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laporan laba rugi sesuai PSAK no. 48

    • Penyusutan

    • Selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang palaporan yang berbeda termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor

    • Perubahan lain

 
Paragraf 76

  • Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang

  • Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam pembangunan

  • Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap dabn

  • Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalamipenurunan nilai, hilang, atau dihentikan yang dimasukkan dalam laporan laba rugi, jika tidak dingkapkan secara terpisah pada laporan laba rugi.
Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:
a.
Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformatakun atau di bagian atas dalam neraca berformat laporan.
b.
Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.
c.
Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling lancar dicantumkan pada urutan pertama.
d.
Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan (misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.
7. PENILAIAN
Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian sering tidak dibedakan karena adanya asumsi bahwa akuntansi menggunakan unit moneter untuk mengukur makna ekonomik (economic attribute) suatu objek, pos, atau elemen. Pengukuran biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk objek pada saat pemerolehan. Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap elemen atau pos statemen keuangan pada saat penyajian.
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai berikut:
a.
Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos* historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau diamortisasi.
b.
Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan kalau aset tertentu diperoleh sekarang.
c.
Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk aset yang kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.
d.
Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
e.
Present (or discounted) value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka panjang disjikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
8. PENGUNGKAPAN
    Pengungkapan Berdasarkan PSAK No. 19
Umum
Paragraf 84
Laporan keuangan harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap golongan aset tidak berwujud dengan membedakan antara aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset tidak berwujud lainnya:

  • Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan

  • Metode amortisasi yang digunakan

  • Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (yang digabungkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.

  • Unsure pada laporan keuangan yang di dalamnya terdapat amortisasi asset tidak berwujud,dan

  • Rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir periode dengan menunjukan:

    • Penambahan asset tidak berwujud yang terjadi,dengan mengungkapan secara terpisah penambahan yang berasal dari pengembangan di dalam perusahaan dan dari penggabungan usaha;

    • Penghentian dan pelepasan asset tidak berwujud ;

    • Rugi penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi periode berjalan sesuai dengan PSAK No 48 tentang penurunan nilai asset (jika ada)

    • Rugi penurunan nilai yang dibalik pada laporan laba rugi periode berjalan sesuai dengan PSAK No 48 tentang penurunan nilai asset (jika ada)

    • Amortisasi yang diakui selama periode berjalan

    • Selisih kurs netto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing;dan

    • Perubahan lainnya dalam nilai tercatat selam periode berjalan .

 
Paragraf 88
Laporan keuangan juga harus mengungkapan;

  1. Alasan perusahaan tidak mengikuti asumsi umum,yaitu masa manfaat suatu asset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal asset tersebut tersedia untuk digunakan jika suatu asset tidak berwujud diamortisasi selam lebih dari 20 tahun;dalam memberikan alas an tersebut,perusahaaan harus menjelaskan factor-faktor penting dalam menentukan masa manfaat asset;

  2. Penjelasan, nilai tercatat, dan periode amortiusasi yang tersisa dari setiap asset tidak berwujud yang material bagi laporan keuangan secara keseluruhan;

  3. keberadaan dan nilai tercatat asset tidak berwujud yang hak penggunaanya dibatasi dan nilai tercatat asset tidak berwujudyang ditentukan sebagai jaminan atas hutang;dan

  4. jumlah komitmen untuk memperoleh asset tidak berwujud   

 

 

 

 

 
Pengunkapan Berdasarkan PSAK No 48

 
Paragraf 79
Untuk setiap kelompok asset,laporan keuangan harus mengungkapkan:

  1. rugi penurunan nilai yang diakui selama periode tersebut dan unsur-unsur laporan laba rugi yang dalam kerugian penurunan nilai telah di masukan

  2. pemulihan kerugian penurunan nilai yang di akui selama periode tersebut dan unsur laporan laba rugi yang di dilamnya kerugian penurunan nilai telah pulih.

 
Paragraph 82
    Untuk asset setiap individual atau unit prnghasilan kas, yang kerugian penurunan nilainya telah di akui dan dipulihkan dalam periode tertentu, laporan mkeuangan harus mengungapkan :

  1. sifat asset (unit penghasilan kas), nilai tercatat nya dan sekmen yang mengoperasikan asset tersebut ( sebagaimana yang di devenisikan dalam PSAK no 5 tentang pelaporan sekmen).

  2. jumlah kerugian penurunan nilai yang telah di akui atau dipulihkan dalam periode tersebut untuk asset ( unit atau unit penghasilan kas), dan kejadian serta kondisi yang menyebabkan atau pemmulihan tersebut.

  3. nilai yang di gunakan untuk mengungkapkan jumlah yang vdapat di peroleh kembali dari asat ( unit penghasilan kas ) : harga jual netto atau nilai pakai.

  4. informasi berikut ini, jika jumlah nilai yang dapat dipakai kembali didasarkan pada nilai pakai asset :

    1. jangka waktu yang digunakan manajemen untuk memproyeksikan arus kas di masa depan secara jangka pendek jika pada waktu tersebut lebih dari 5 tahun, penggunaan jangka waktu tersebut.

    2. tarip diskonto yanbg di gunakan untuk ekstrapolasi proyeksi janga pendek manajemen, dan alas an penggunaan tarif diskonto tersebut, jika tariff diskonto yang di gunakan meningkat atau melebihi tingkat pertumbuhan jangka panjang rata-rata untuk prodak, industry, dan Negara atau Negara-negara tempat perusahaan beroperasi atau untuk pasar prodak yang di hasilkan oleh asset atau unit penghasil kas.

    3. fakta nilai bahwa nilai pakai secara siknifikan lebih besar dari harga jual netto, ( jika hal ini terjadi)

     
Paragraf 83
    Jika nilai pakai asset ( unit penghasil kas) telah di tentukan dalam periode tersebut dan tidak ada kerugian penurunan nilai yang telah di akui atau di pulihkan dalam periode tersebut untuk asset (unit jpenghasil kas), laporan keuanga nharus mengungkapkan informasi sebagai beriku ini :

  1. jangka waktu yang di gunakan manajemen untuk memeproyeksikan arus kas masa depan jika periode tersebut lebi dari 5 tahun, dan alassan menggunakan jangka waktu tersebut.

  2. tarif diskonto yang di gunakan untuk ekstalpolasi proyeksi jangka pendek unit manajemen, dan alas an pengguan tariff diskonto tersebut jika tariff diskonto menigkat atau melebihi tingkat pertumbuhan jangka rata-rata untuk produk, industry dan Negara atau Negara-nagara tempat perusahaan beroperasi atau untuk pasar prodak yang di hasilkan oleh asset atau unit penghasil kas.

  3. fakta nilai bahwa nilai pakai secara siknifikan lebih besar dari harga jual netto, ( jika hal ini terjadi).
Paragraf 85
Jika nilai yang dapat diperoleh dari asset adalah nilai pakainya,pada setiap periode berikutnya, perusahaan harus membandingan arus kas sesungguhnya dengan taksiran arus kas, sebelum perhitungan diskonto,yang ditentukan pada saat nilai pakai terakhir kali ditentukan.jika arus kas sesungguhnya secara material lebih kecil dari ( lebih besar dari ) taksiran, perusahaan harus menaksir kembali nilai pakai yang terakhir kali ditentukan dengan menggunakan arus kas sesungguhnya,namun dengan mengganggap semua asumsi lain tidak berubah.jika penggunaan arus kas sesungguhnya pada periode-periode sebelunnya memerlukan pengakuan atau pemulihan kerugian penurunan nilai dalam periode-periode tersebut,perusahaan harus mengungkapan ;

  1. Jumlah kerugian penurunan nilai yang seharusnya diakui atau dipulihkan jika arus kas sesungguhnya digunakan dalam menaksirkan nilai pakai tahun-tahun sebelumnya

  2. Jumlah setiap kerugian penurunan nilai yang telah diakui atau dipulihkAn untuk aset selama periode sekarang.

  3. Sifat perubahan asumsi yang menjelaskan mengapa jumlah yang diungkapkan sehubungan dengan (a) dan (b) di atas berbeda (jika hal ini yang berbeda.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN                 PSAK No.

 
                                         16

 
Ikatan Akuntan INDONESIA

 

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain


 

PENDAHULUAN

Tujuan


 
Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk aktiva tetap. Masalah utama dalam akuntansi untuk aktiva tetap adalah saat (timing) pengakuan aktiva, penentuan jumlah tercatat, dan pembebanan penyusutan, serta penentuan dan perlakuan akuntansi atas penurunan nilai tercatat (carrying value).
Pernyataan ini mensyaratkan bahwa aktiva tetap dapat diakui sebagai aktiva jika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan suatu aktiva dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan .
Pernyataan ini juga mengatur kriteria penggolongan aktiva lain-lain

Ruang Lingkup


 
01 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi aktiva tetap dan aktiva lain-lain kecuali bila standar akuntansi keuangan lainnya mensyaratkan suatu perlakuan akuntansi yang berbeda .
02 Pernyataan ini tidak berlaku untuk:
(a) Hutan dan sumber daya alam serupa yang dapat diperbaharui
(b) Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam dan sumber daya.alam serupa yang tidak dapat diperbaharui.

 
Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk aktiva tetap yang digunakan untuk mengembangkan atau memelihara aktivitas atau aktiva yang tercakup dalam (a) dan (b) di atas, tetapi dapat dipisahkan dari aktivitas atau aktiva tersebut.

 
03 Dalam keadaan tertentu, standar akuntansi keuangan mengijinkan pengakuan awal jumlah tercatat aktiva tetap menggunakan pendekatan yang berbeda dari yang dijelaskan dalam Pernyataan ini. Contohnya, dalam perlakuan alternatif yang diijinkan untuk goodwill negatif, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.22 tentang Penggabungan Usaha, mensyaratkan aktiva tetap yang diperoleh dalam penggabungan usaha diukur pada awalnya dengan nilai wajar sekalipun nilai tersebut melebihi biayanya. Tetapi, dalam keadaan tersebut, seluruh aspek perlakuan akuntansi untuk aktiva tersebut, termasuk penyusutan, ditentukan oleh ketentuan dalam Pernyataan ini.

 
04 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi, mengijinkan suatu perusahaan untuk memperlakukan investasi properti sebagai properti, sesuai dengan Pernyataan ini, atau sebagai investasi jangka panjang, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.13 tentang Akuntansi untuk Investasi.

Definisi


 
05 Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
    Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Penjelasan

Pengakuan Aktiva Tetap


 
06 Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila:

 

  1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan

  2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.

 
07 Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva perusahaan, dan karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Lebih jauh lagi, penentuan apakah suatu pengeluaran merupakan suatu aktiva atau beban dapat berpengaruh signifikan pada hasil operasi yang dilaporkan perusahaan .

 
08 Dalam menentukan apakah suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa yang akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Adanya kepastian yang cukup bahwa manfaat keekonomian masa yang akan datang akan mengalir ke perusahaan membutuhkan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika risiko dan imbalan telah diterima perusahaan. Sebelum hal ini terjadi, transaksi untuk memperoleh aktiva biasanya dapat dibatalkan tanpa sanksi yang signifikan, dan karenanya aktiva tidak diakui.

 
09 Kriteria kedua untuk pengakuan biasanya dapat dipenuhi langsung karena transaksi pertukaran mempunyai bukti pembelian aktiva mengidentifikasikan biayanya. Dalam keadaan suatu aktiva yang dikonstruksi sendiri, suatu pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya dapat dibuat dari transaksi dengan pihak eksternal dan perusahaan untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan input lain yang digunakan dalam proses konstruksi .

 
10 Dalam mengidentifikasikan suatu pos terpisah dari aktiva tetap, pertimbangan dibutuhkan dalam mengaplikasikan kriteria dalam definisi untuk keadaaan khusus atau jenis perusahaan khusus. Mungkin tepat untuk mengagregatkan pos individu yang tidak signifikan, seperti cetakan dan perkakas, dan untuk menerapkan kriteria untuk nilai agregat. Kebanyakan suku cadang dan peralatan pemeliharaan dan reparasi (servicing) biasanya dianggap sebagai persediaan dan diakui sebagai suatu beban pada saat dikonsumsi. Tetapi, suku cadang utama dan peralatan siap pakai dikualifikasi sebagai aktiva tetap jika perusahaan mengharapkan untuk menggunakannya selama lebih dari satu periode. Demikian pula jika suku cadang dan peralatan pemeliharaan dan reparasi (servicing) dapat digunakan hanya dalam hubungan dengan suatu pos aktiva tetap dan penggunaannya diharapkan tidak teratur, dibukukan sebagai aktiva tetap dan disusutkan sepanjang suatu periode waktu yang tidak melebihi masa manfaat dari aktiva yang berhubungan.

 
11 Dalam keadaan tertentu, adalah tepat untuk mengalokasikan pengeluaran total pada suatu aktiva pada komponennya dan membukukan setiap komponen secara terpisah apabila harga perolehan masing-masing komponen dapat diperoleh dari pemasok atau pembuat. Hal ini adalah keadaan di mana komponen aktiva memiliki masa manfaat berbeda atau menyediakan manfaat bagi perusahaan dengan pola berbeda dan karenanya memerlukan penggunaan tarif dan metode penyusutan berbeda. Contohnya, suatu pesawat terbang dan mesinnya harus diperlakukan sebagai aktiva yang terpisah jika memiliki masa manfaat berbeda .

 
12 Aktiva tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aktiva tetap semacam itu, di mana tidak secara langsung meningkatkan manfaat keekonomian masa yang akan datang dari suatu aktiva tetap tertentu yang ada dapat diperlukan bagi perusahaan untuk memperoleh manfaat keekonomian masa yang akan datang dari aktiva yang lain. Dalam keadaan ini, perolehan aktiva tetap semacam itu memenuhi kualifikasi pengakuan aktiva, karena memungkinkan manfaat keekonomian masa yang akan datang dari aktiva yang berkaitan untuk diperoleh perusahaan dalam kelebihan apa yang dapat diperoleh jika aktiva tetap tersebut tidak diperoleh. Tetapi, aktiva tersebut hanya diakui sepanjang hasil jumlah tercatat aktiva tersebut dan aktiva yang berkaitan tidak melebihi jumlah total yang mungkin diperoleh kembali (recoverable amount) dari aktiva. Misalnya, suatu perusahaan yang memproduksi bahan kimia harus dapat memasang sarana pengendali zat kimia (chemical handling processes) tertentu yang baru untuk memenuhi persyaratan lingkungan hidup pada produksi dan penyimpanan bahan kimia yang berbahaya; peninggian pabrik yang berkaitan diakui sebagai suatu aktiva sepanjang dapat diperoleh kembali (recoverable) karena, tanpanya, perusahaan tidak dapat memproduksi dan menjual bahan kimia .

Pengakuan Awal Aktiva Tetap


 
13 Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan .

 
Komponen Biaya

 
14 Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:

  1. Biaya persiapan tempat

  2. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar-muat (handling costs)

  3. Biaya pemasangan (installation costs)

  4. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur.

 
15 Jika pembayaran untuk suatu aktiva tetap ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal, biayanya adalah yang disamakan dengan harga tunai; perbedaan antara jumlah ini dan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit selama tidak dikapitalisasi menurut perlakuan alternatif Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 26 tentang Akuntansi Bunga untuk Periode Konstruksi.

 
    16 Biaya administrasi dan overhead umum lainnya bukan merupakan suatu komponen biaya aktiva tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aktiva atau membawa aktiva ke kondisi kerjanya. Demikian pula biaya permulaan (start-up costs) dan pra-produksi serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aktiva kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aktiva ke kondisi kerjanya. Rugi operasi awal yang terjadi sebelum suatu aktiva mencapai kinerja yang direncanakan diakui sebagai suatu beban.

 
17 Biaya perolehan suatu aktiva yang dikonstruksi sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh. Jika suatu perusahaan membuat aktiva serupa untuk dijual dalam keadaan usaha normalr biaya perolehan aktiva biasanya sama dengan biaya memproduksi aktiva untuk dijual (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 tentang Persediaan). Karenanya, setiap laba internal dieliminasi dalam menetapkan biaya tersebut. Demikian pula biaya dari jumlah yang abnormal dari bahan baku yang tak terpakai, tenaga kerja, atau sumber daya lain yang terjadi dalam memproduksi suatu aktiva yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan aktiva. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 26 tentang Akuntansi Bunga untuk Periode Konstruksi, membuat kriteria yang harus dipenuhi sebelum biaya bunga dapat diakui sebagai suatu komponen biaya aktiva tetap.

 
18 Biaya perolehan suatu aktiva yang digunakan oleh lessee dalam suatu lease keuangan ditentukan menggunakan prinsip dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 30 tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha.

 

Aktiva Donasi

22 Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun "Modal Donasi. "

 

Pengeluaran Setelah Perolehan


 
23 Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aktiva tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat keekonomian di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau -peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan.

 
    24 Pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures) pada properti, pabrik dan peralatan hanya diakui sebagai suatu aktiva jika pengeluaran meningkatkan kondisi aktiva melebihi standar kinerja semula. Contoh peningkatan yang menghasilkan peningkatan manfaat keekonomian masa yang akan datang mencakup:

  1. modifikasi suatu pos sarana pabrik untuk memperpanjang usia manfaatnyaf termasuk suatu peningkatan kapasitasnya

  2. peningkatan kemampuan mesin (upgrading machine parts) untuk mencapai peningkatan besar dalam kualitas output

  3. penerapan proses produksi baru yang memungkinkan suatu pengurangan besar biaya operasi.

 
25 Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva tetap untuk menjaga manfaat keekonomian masa yang akan datang yang dapat diharapkan perusahaan, untuk mempertahankan standar kinerja semula atas suatu aktiva, biasanya diakui sebagai beban saat terjadi. Contohnya, biaya pemeliharaan dan reparasi (servicing) atau turun mesin (overhauling) pabrik dan peralatan biasanya merupakan beban, karena memelihara, daripada meningkatkan, standar kinerja semula.

 
26 Perlakuan akuntansi yang tepat untuk pengeluaran yang terjadi setelah perolehan suatu aktiva tetap tergantung pada keadaan yang diperhitungkan pada pengukuran awal dan pengakuan pos yang berkaitan dari aktiva tetap dan apakah pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures) dapat pulang pokok. Contohnya, jika jumlah tercatat aktiva tetap telah memperhitungkan suatu kerugian dalam manfaat keekonomian, pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures) untuk memelihara manfaat keekonomian masa yang akan datang yang diharapkan dari aktiva dikapitalisasi asalkan saja jumlah tercatat tidak melebihi jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva. Ini juga keadaan di mana harga pembelian suatu aktiva telah mencerminkan kewajiban perusahaan untuk membuat pengeluaran dalam masa yang akan datang yang perlu untuk membawa aktiva ke kondisi kerjanya. Contohnya adalah perolehan suatu gedung membutuhkan renovasi. Dalam keadaan tersebut, pengeluaran setelah perolehan ditambahkan ke jumlah tercatat aktiva sepanjang dapat diperoleh kembali dari manfaat masa yang akan datang dari aktiva .

 
27 Komponen utama dari beberapa aktiva tetap dapat membutuhkan penggantian pada jangka waktu yang teratur. Misalnya, suatu tungku pembakaran butuh untuk pelapisan-dalam-ulang (relining) setelah beberapa jam tertentu dari penggunaannya atau interior pesawat terbang seperti tempat duduk dan dapur mungkin membutuhkan penggantian beberapa kali sepanjang usia pesawat. Komponen dibukukan sebagai aktiva terpisah karena memiliki masa manfaat yang berbeda dari aktiva tetap yang berhubungan. Karenanya, asalkan kriteria pengakuan dalam paragraf 6 dipenuhi, pengeluaran yang terjadi dalam mengganti atau memperbaharui komponen dibukukan sebagai perolehan suatu aktiva terpisah dan aktiva yang diganti dihapus.

 

Pengukuran Berikutnya terhadap Pengakuan Awal

28 Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

29 Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal dengan nama "Selisih penilaian kembali aktiva tetap."


 

33 Masa manfaat aktiva ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh perusahaan. Kebijakan manajemen aktiva suatu perusahaan mempengaruhi jumlah penyusutan aktiva setelah suatu waktu yang ditentukan atau setelah konsumsi dari proporsi tertentu atas manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam aktiva. Karenanya, masa manfaat suatu aktiva dapat lebih pendek daripada usia keekonomiannya. Estimasi masa manfaat suatu aktiva tetap merupakan masalah pertimbangan yang berdasarkan pada pengalaman perusahaan dengan aktiva serupa.
34 Tanah dan bangunan harus diperlakukan sebagai aktiva yang terpisah untuk tujuan akuntansi, walaupun diperoleh secara sekaligus. Tanah biasanya memiliki usia tak terbatas, oleh karena itu tidak disusutkan. Bangunan memililki usia terbatas, oleh karena itu disusutkan. Peningkatan nilai tanah tempat bangunan didirikan tidak mempengaruhi masa manfaat bangunan.
35 Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva ditentukan setelah mengurangi nilai sisa aktiva. Dalam prakteknya, nilai sisa suatu aktiva sering tidak signifikan dan karenanya tidak material dalam penghitungan jumlah yang dapat disusutkan. Jika benchmark treatment digunakan dan nilai sisa signifikan, nilai sisa diestimasi pada tanggal perolehan dan berikutnya tidak meningkat untuk perubahan harga. Tetapi, jika perlakuan alternatif yang diijinkan yang digunakan, suatu estimasi harus dibuat pada tanggal penilaian kembali berikutnya atas aktiva. Estimasi berdasarkan pada nilai sisa pada tanggal estimasi aktiva serupa yang telah mencapai akhir masa manfaatnya dan telah beroperasi dalam kondisi yang serupa dengan kondisi di mana aktiva akan digunakan .
36 Jika pembelian suatu aktiva mengakibatkan perusahaan mengeluarkan biaya membongkar, memindahkan, memperbaiki, pada akhir masa manfaat aktiva, biaya tersebut diakui sebagai suatu beban sepanjang usia aktiva, dengan cara:
(a)    mengurangi biaya yang diestimasi dalam menentukan nilai sisa aktiva dan dengan cara demikian meningkatkan beban penyusutan tahunan. Setiap jumlah tercatat negatif yang dihasilkan, diakui sebagai suatu hutang; atau
(b)    jika biaya yang diestimasi tidak dikurangkan dalam menetapkan nilai sisa, dengan mengakui biaya sebagai suatu beban terpisah sepanjang usia aktiva sedemikian rupa sehingga hutang untuk biaya ini tersedia penuh pada akhir masa manfaat aktiva.

 
37.Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva pada suatu dasar sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode ini mencakup metode penyusutan berdasarkan waktu, penggunaan dan kriteria lainnya (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 17 tentang Akuntansi Penyusutan). Metode yang digunakan untuk suatu aktiva dipilih berdasarkan pola yang diharapkan atas manfaat keekonomian dan secara konsisten digunakan dari periode ke periode kecuali terdapat perubahan dalam pola yang diharapkan atas manfaat keekonomian aktiva tersebut.

 
38 Beban penyusutan untuk suatu periode biasanya diakui sebagai suatu beban. Tetapi, dalam keadaan tertentu, manfaat keekonomian yang terwujud dalam suatu aktiva diserap perusahaan dalam memproduksi aktiva lain bukan memberikan kenaikan pada suatu beban. Dalam keadaan ini, beban penyusutan mencakup bagian biaya perolehan aktiva lain dan termasuk dalam jumlah tercatatnya. Sebagai contoh, penyusutan pabrik dan peralatan pabrik termasuk dalam biaya proses produksi persediaan (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 tentang Persediaan). Demikian pula, penyusutan aktiva tetap yang digunakan untuk aktivitas pengembangan dapat dimasukkan dalam biaya pengembangan yang dikapitalisasi sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan.

 

 

 

Pengungkapan


 
49 Laporan keuangan harus mengungkapkan, dalam hubungan dengan setiap jenis aktiva tetap:

 

  1. dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto. Jika lebih dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat bruto untuk dasar dalam setiap kategori harus diungkapkan

  2. metode penyusutan yang digunakan

  3. masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan

  4. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode

  5. suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode memperlihatkan:

    1. penambahan

    2. pelepasan

    3. akuisisi melalui penggabungan usaha

    4. revaluasi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah

    5. penurunan nilai tercatat sesuai dengan paragraf 43

    6. penyusutan

    7. beda nilai tukar neto yang timbul pada penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing

    8. setiap pengklasifikasian kembali.

 
50 Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:

 

  1. eksistensi dan batasan atas hak milik dan aktiva tetap yang dijaminkan untuk hutang

  2. kebijakan akuntansi untuk biaya perbaikan yang berkaitan dengan aktiva tetap

  3. jumlah pengeluaran pada akun aktiva tetap dalam konstruksi

  4. jumlah komitmen untuk akuisisi aktiva tetap.

 

 

 
51 Pemilihan metode penyusutan dan estimasi masa manfaat aktiva adalah masalah pertimbangan. Karenanya, pengungkapan metode yang digunakan dan usia manfaat yang diestimasi atau tarif penyusutan menyediakan pemakai laporan keuangan dengan informasi yang mengijinkan mereka meninjau kebijakan yang dipilih oleh manajemen dan memungkinkan perbandingan dibuat dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa, adalah perlu untuk mengungkapkan penyusutan yang dialokasikan dalam suatu periode dan akumulasi penyusutan pada akhir periode tersebut.

 
52 Suatu perusahaan mengungkapkan hakekat dan pengaruh suatu perubahan dalam suatu estimasi akuntansi yang memiliki pengaruh material dalam periode sekarang atau yang mana diharapkan untuk miliki suatu pengaruh material dalam periode berikutnya sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi.

 
Pengungkapan tersebut dapat timbul dari perubahan estimasi dalam:
(a) nilai sisa;
(b) biaya pembongkaran, pemindahan dan perbaikan;
(c) masa manfaat; dan
(d) metode penyusutan.
53 Jika aktiva tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali hal berikut harus diungkapkan:
(a) dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva;
(b) tanggal efektif penilaian kembali;
(c) nama penilai independen, bila ada;
(d) hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti;
(e) jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap;
(f) surplus penilaian kembali aktiva tetap.

 
54 Para pemakai laporan keuangan juga menemui bahwa informasi berikut adalah relevan dengan kebutuhan mereka;

  1. jumlah tercatat aktiva tetap yang menganggur secara temporer

  2. jumlah tercatat bruto dari setiap aktiva tetap yang disusut kan penuh yang masih dalam penggunan

  3. jumlah tercatat aktiva tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif dan ditahan untuk dihentikan

  4. jika benchmark treatment digunakan, nilai wajar aktiva tetap jika secara material berbeda dari jumlah tercatatnya.

 
Karena itu, perusahaan dianjurkan untuk mengungkapkan jumlahjumlah di atas.

Aktiva Lain-Lain


 
55 Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva tetap, dan juga tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar, investasi/penyertaan maupun aktiva tak berwujud, seperti : aktiva tetap yang tidak digunakan, piutang kepada pemegang saham, beban yang ditangguhkan dan aktiva lancar lainnya disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain

 
56 Biaya yang tidak dilaporkan sebagai beban pada periode terjadinya karena dianggap memberikan manfaat bagi periode-periode selanjutnya digolongkan sebagai beban yang ditangguhkan.

 
Pos-pos yang termasuk dalam golongkan ini antara lain:

 
a.    Biaya pendirian perusahaan yang timbul pada perusahaan dalam tahap pengembangan. (Lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 6 tentang Akuntansi Dan Pelaporan Bagi Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan)

 
b.    Biaya emisi saham, yaitu biaya yang terjadi dalam rangka pemasyarakatan saham perusahaan yang meliputi biaya notaris/penasihat hukum, penilai, biaya percetakan efek dan prospektus, biaya pendaftaran, penjamin emisi dan lain sebagainya .

Pengukuran Berikutnya terhadap pengakuan Awal


 
65 Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

 
66 Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh daripada penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal dengan nama Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Template by:

Free Blog Templates