Minggu, 20 Juni 2010

Metode pembelajaran

Dalam merencanakan suatu metode yang akan digunakan selama kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
a. Tujuan belajar yang akan dicapaI
b. Pendekatan yang telah ditetapkan
c. Isi bahan yang telah ditetapkan
d. Sumber dan media yang akan digunakan.
Dari hal di atas menunjukkan bahwa suatu kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung bukan semata-mata berdasarkan kemauan guru, tetapi berdasarkan kebutuhan peserta didik dalam belajar. Di samping itu perlu juga diperhatikan bahwa semua metode pada hakekatnya adalah baik. Tidak ada satupun metode yang paling baik dan tepat untuk mata pelajaran tertentu termasuk IPS.
Untuk itu mutu metode yang telah direncanakan hendaknya dipahami dengan baik dan dicobakan berulang kali. Sehingga diperoleh seperangkat data tentang kelemahan dan kelebihan metode tersebut dan kemudian dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memodifikasi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran selanjutnya.


A. METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan penuturan secara lisan.
Metode ini sangat cocok untuk memberikan informasi kepada peserta didik menyangkut bahan pelajaran yang baru dan memberikan penjelasan tentang suatu masalah yang dihadapi peserta didik serta mengawali pemakaian metode di luar ceramah.
Metode ceramah dalam implementasinya memiliki kelemahan-kelemahan, diantaranya sebagai berikui:
1. Kegiatan belajar berorientasi pada guru dan peserta didik pasif, sehingga kreatifitasnya kurang, peserta didik cenderung menghafalkan fakta tanpa memahami konsep, apalagi meresapi nilai-nilai untuk merubah sikap.
2. Komunikasi satu arah, sehingga mudah menimbulkan salah tafsir tentang istilah tertentu (verbalisme).
3. Tidak semua guru dapat berbicara dengan baik untuk menarik perhatian peserta didik.
4. Tidak segera dapat diketahui umpan balik teniang bahan pe lajaran yang telah disajikan.
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah, adalah sebagai berikut
1. Membuat persiapan, antara lain:
a. Merumuskan Indikator Khusus (TPK).
b. Menetapkan prosedur penyajian bahan pelajaran untuk mencapai TPK dengan menggunakan metode ceramah.
c. Memilih bahan pelajaran secara garis besar yang akan di sajikan. Bahan peiajaran dapat disusun secara keseluruhan untuk satu pokok bahasan atau satu sub-pokok bahasan.
d. Menetapkan jenis tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
2. Melaksanakan dengan jalan :
a. Menginformasikan TPK yang hendak dicapai.
b. Menjelaskan prosedur proses pembelajaran yang dimulai dengan ceramah diselingi tanya jawab. Kemudian diakhiri dengan pemberian tugas.
c. Menjelaskan bahan pelajaran dengan metode ceramah yang diselingi tanya jawab.
d. Untuk mengakhiri sajian, guru rnemberikan penugasan kepada peserta didik.
B. METODE TANYA JAWAB
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang dapat dilakukan baik oleh guru maupun oleh peserta didik.
Metode tanya jawab apabila digunakan dengan tepat akan merupakan suatu alat komunikasi yang ampuh antara guru dengan peserta didik dan antar peserta didik. Dengan metode tanya jawab selama proses pembelajaran peserta didik akan terlibat secara aktif dengan segenap potensinya.Karena itu bagi guru dan iebih-lebih peserta didik dituntut memiliki minat dan kemampuan mendengarkan yang dilandasi oleh sikap terbuka dan positif, sehingga dapat memberikan jawaban yang positif dan tepat terhadap pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Didalam menyusun pertanyaan hendaknya diperhatikan tentang jenis jenis pertanyaan sebagai berikut :
1. Pertanyaan Tertutup
Jenis pertanyaan ini menghendaki jawaban yang menuju pada suatu kesimpulan.Jenis pertanyaan ini kurang baik untuk dipakai sebagai metode.Jika terpaksa digunakan, maka perlu dihindari pertanyaan yang mengarah pada jawaban ya atau tidak. Contoh: Apakah urbanisasi sebagai penyebab meledaknya jumlah penduduk perkotaan?
2 Pertanyaan Terbuka
Jenis pertanyaan ini menghendaki adanya berbagai alternatif jawaban, termasuk penjelasan atau uraian. Contoh: Mengapa urbanisasi sebagai salah satu faktor penyebab bertambahnya jumlah penduduk perkotaan?
Metode tanya jawab dipakai dengan tujuan untuk :
1. Memperoleh balikan dari peserta didik tentang :
a.Tingkat penguasaan atau pemahaman terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan.
b. Bagaimana perasaan dan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Ketetapan bahan pelajaran yang dipilih untuk mencapai TPK.
d. Bagian-bagian dari bahan pelajaran yang kurang atau sulit dipahami oleh peserta didik.
2. Mengetahui proses berpikir peserta didik, apakah sistematis dan logis dalam menanggapi suatu permasalahan.
3. Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian tertentu yang dianggap penting
4. Menjajaki tingkat pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah dan sedang dipelajarinya.
5. Menumbuhkan sikap berani pada diri peserta didik dalam mengajukan atau menanggapi suatu permasalahan.
6. Membiasakan peserta didik mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta cara menanggapinya yang tepat demi kelanjutan belajarnya.
7. Mendorong tumbuhnya rasa ingin tahu dalam diri peserta didik.

Tujuan-tujuan tersebut dicapai dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan metode tanya jawab untuk :
1. Mengembangkan kegiatan berpikir, mengkhayal, menanggapi, mempertimbangkan, menyatakan sikap dan minat.
2. Membuka kesempatan dialog antara guru dan peserta didik, serta antar peserta didik itu sendiri.
3. Memperkuat daya ingatan peserta didik (berpikir asosiasi).
4. Mendorong peserta didik dalam berpikir dengan kemampuannya sendiri untuk menanggapi setiap permasalahan.
5. Menarik perhatian peserta didik, sehingga dengan segenap potensinya ikut aktif selama proses pembelajaran.
6. Memperbaiki jawaban peserta didik yang kurang mengajar:
7. Mendukung tercapaianya situasi belajar yang menggairahkan.
Langkah-langkah penggunaan metode tanya jawab:
1. Membuat persiapan, antara lain:
a. Merumuskan Indikator Khusus (TPK).
b. Menentukan topik-topik pertanyaan.
c. Merumuskan daftar pertanyaan sesuai dengan topik untuk mendukung tercapainya TPK.
d. Mengidentifikasi daftar pertanyaan yang mungkin diajukan oleh peserta didik.
e. Menetapkan prosedur penyajian bahan pelajaran dengan metode tanya jawab.
2. Melaksanakan tanya jawab dengan jalan:
a. Mengidentifikasikan TPK yang ingin dicapai.
b. Menginformasikan prosedur penyajian bahan pelajaran dengan metode tanya jawab. Di sini peserta didik tidak hanya bertanya, tetapi juga menjawab pertanyaan haik dari guru maupun peserta didik yang lain.
c. Menginformasikan topik yang hendak dibahas dalam tanya jawab.
d. Tanya jawab dengan jalan mengajukan pertanyaan secara klasikal clan peserta didik diminta untuk menanggapinya.
Dalam hal ini:
1) Pertanyaan dapat juga berasal dari peserta didik untuk ditanggapi oleh peserta didik yang lain atau oleh guru.
2) Usahakan setiap pertanyaan mengandung suatu permasalahan
3) Usahakan setiap peserta didik secara merata untuk mengajukan atau menanggapi pertanyaan.
4) Usahakan untuk selalu memberikan penguatan (verbal maupun non verbal) terhadap jawaban yang tepat dan segera memperbaiki jawaban yang kurang tepat.
5) Usahakan untuk membedakan setiap pertanyaan dalam golongan pertanyaan pikiran, pertanyaan ingatan, pertanyaan yang meminta pendapat, perasaan atau sikap,
e. Untuk mengakhiri sajian usahakan untuk dapat membuat kesimpulan tentang topik yang dihahas.
C. METODE DISKUSI
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan jalan bertukar pendapat untuk mencari pemecahan masalah untuk topik tertentu. Dengan metode diskusi, peserta didik termotivasi untuk mengemukakan argumentasi terhadap pertanyaan atau jawaban yang diajukan oleh peserta diskusi lain dalam rangka pemecahan suatu masalah tertentu. Dengan metode diskusi, proses pembelajaran menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif dengan segenap potensinya.
Dalam metode diskusi guru berperan sebagai pemimpin untuk mengatur jalannya diskusi, meliputi:
1. Sebagai pengatur lalu lintas pembicaraan, seperti mengajukan pertanyaan kepada kelompok, mengusahakan agar setiap tanggapan disalurkan melalui pemimpin diskusi, mengusahakan agar setiap anggota kelompok berbicara menurut gilirannya, mengusahakan agar setiap pembicaraan tidak dimonopoli oleh peserta didik tertentu yang gemar berbi cara, mengusahakan agar peserta didik yang penakut dan pemalu mendapat kesempatan untuk mengemukakan argumentasi nya dan sebagainya.
2. Sebagai dinding penangkis yaitu menerima pertanyaan atau tanggapan dari anggota kelompok diskusi, kemudian dilemparkan kembali kepada anggota kelompok diskusi yang lain.
3. Sebagai penunjuk jalan yaitu memberikan pen garahan tentang permasalahan yang akan didiskusikan, sehingga tidak timbul pembicaraan yang menyimpang.
Hal-hal yang mendapat perhatian dalam diskusi adalah :
1. Apakah masalah yang dihadapi? Di sini setiap angota kelompok diskusi harus memahaminya. Karena tidak semua masalah layak untuk didiskusi. Suatu masalah layak untuk didiskusikan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan menarik perhatiannya.
b. Mempunyai jawaban lebih dari yang dapat dipertahankan sebagai kebenaran tunggal.
c. Tidak mencari jawaban yang benar tetapi lebih mengutamakan petimbangan dan perbandingan dalam memecahkan suatu permasalahan.
2. Esensi (makna) permasalahan yang didiskusikan.
3. Kemungkinan jawaban yang dapat dirumuskan oleh anggota kelompok diskusi.
4. Hasil kesepakatan anggota kelompok diskusi.
5. Tindak lanjut dari hasil diskusi.
Metode diskusi bisa dipakai dengan tujuan :
1. Untuk mengaktifkan peserta didik dalam prases pembelajaran dengan segenap potensianya melalui membahas dan memecahkan suatu permasalahan.
2. Untuk melatih daya penalaran peserta didik dengan menghadapi suatu permasalahan sehingga, tumbuh sikap tanggung jawabnya.

Tujuan tersebut dapat dicapai apabila guru dapat memanfaatkan kelebihan metode ini untuk :
1. Menumbuhkan, mengembangkan dan membina sikap dan perbuatan peserta didik yang demokratis.
2. Menumbuhkan, mengembangkan dan membina sikap dalam berpikir secara kritis, analistis, logis dan sitematis (lebih mengutamakan cara penalaran dalam menanggapi suatu perma salahan dari pada kebenaran isi yang dikemukakan).
3. Menumbuhkan dan memupuk keberanian, sosial dalam diri peserta didik.
4. Membina kemampuan untuk mengemukakan argumentasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Langkah-langkah penggunaan metode diskusi :
1. Membuat persiapan, antara lain :
a. Merumuskan Indikator Khusus (TPK).
b. Menetapkan topik yang akan didiskusikan.
c. Menetapkan prosedur penyajian bahan pelajaran dengan metode diskusi.
d. Merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan lain untuk kelancaran jalanya diskusi (kapan memberikan penguatan, teguran, meluruskan pembicaraan yang menyimpang, bimbingan kepada anggota kelompok yang menemuhi kesulitan dan sebagainya).
e. Menetapkan pembagian kelompok diskusi yang masing-masing kelompok beranggotakan 5-7 orang peserta didik.
2. Melaksanakan dengan jalan :
a. Menginformasikan TPK yang ingin dicapai selama proses pembelajaran.
b. Menjelaskan secara singkat topik diskusi, apabila mungkin lebih baik disampaikan dengan peragaan.
c. Menginformasikan prosedur diskusi.
d. Membagi kelas ke dalam kelompok dengan anggota masing masing keiompok 5-7 orang peserta didik dan menetapkan waktu diskusi.
e. Untuk memulai diskusi, masing-masing kelompok dipersilahkan untuk memilih sendiri: pemimpin, sekretaris dan pelopor.
f. Selama diskusi kelompok, guru keliling mendatangi masing masing kelompok untuk menjaga ketertiban, memberikan bimbingan apabila ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan, meluruskan jalannya pembicaraan apabila terjadi penyimpangan dan sebagainya.
g. Setelah waktu diskusi habis, guru menugaskan kepada masing-masing kelompok melalui pelopornya untuk menyampaikan laporan hasil diskusi secara klasikal.
Hasil diskusi ini ditanggapi oleh kelompok lainnya.Selama diskusi kelas guru bertindak sebagai pemimpin dan menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk mencatat tanggapan-tanggapan yang diberikan terhadap kelompoknya.
h. Setelah diskusi kelas berakhir, kepada masing-masing kelompok ditugaskan untuk menyempurnakan hasilnya dengan memperhatikan tanggapan-tanggapan yang masuk kemudian dilaporkan secara tertulis.

D. METODE PEMBERIAN TUGAS
Metode pemberian tugas adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan peserta didik untuk melakukan serangkaian kegiatan di luar jam pelajaran tatap muka. Serangkaian kegiatan yang ditugaskan dapat berbentuk, seperti: membuat kliping, majalah dinding, ikhtisar atau ringkasan dari buku dan sebagainya.
Pelaksanaan tugas dilakukan secara individu atau kelompok. Karena tugas dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, maka metode pemberian tugaa dikalangan peserta didik Iebih dikenaI dengan istilah pekerjaan rumah (PR). Dengan pemberian tugas dalam diri peserta didik akan tumbuh kreativitas dan kebiasaan untuk melakukan serangkaian latihan dan kegiatan belajar di Iuar tatap muka di samping memperoleh serangkaian pengetahuan atau ketrampilan. Guru tidak dapat meninggalkan metode ini, karena untuk menguasai seluruh ruang lingkup bahan pelajaran tidak mungkin hanya dibatasi dengan proses pembelajaran di kelas saja.

Metode ini diterapkan dengan tujuan:
1. Untuk memelihara aktivitas belajar peserta didik dengan segenap potensinya di luar jam pelajaran tatap muka, agar kedalaman dan keluasan bahan pelajaran dapat dikuasai dengan lebih baik.
2. Untuk mengatasi bahan pelajaran yang dirasa terlalu sarat sehingga tidak mungkin dapat dicapai jika hanya berdasarkan alokasi waktu yang tersedia saja. Maka dengan pemberian tugas hal tersebut dapat dicapai khususnya bahan pelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik tanpa melalui jam pelajaran tatap muka.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan kelebihan metode ini untuk:
1. Untuk memelihara aktivitas belajar peserta didik dengan segenap potensinya di luar jam pelajaran tatap muka, agar kedalaman clan keluasan bahan pelajaran dapat dikuasai dengan lebih baik.
2. Untuk mengatasi bahan pelajaran yang dirasa terlalu sarat sehingga tidak mungkin dapat dicapai jika hanya berdasarkan alokasi waktu yang tesedia saja. Maka dengan pemberian tugas hai tersebut dapat dicapai khususnya bahan pelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik tanpa melalui jam pelajaran tatap muka.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan kelebihan metode ini untuk:
1. Melatih peserta didik melaksanakan serangkaian kegiatan agar menemukan sendiri pengalaman belajarnya dan selanjutnya akan mendorong tumbuhnya sikap tekun, teliti dan kreatif.
2. Mendorong perkembangan sikap dan kemampuan peserta didik dalam memikirkan dan melakukan sesuatu sulit, tanpa campur tangan pihak lain.
3. Mendorong peserta didik untuk menilai sendiri seberapa jauh kelebihan dan kekurangan kemampuannya dalam mengerjakan tugas.
Langkah-langkah penggunaan metode pemberian tugas:
1. Membuat persiapan, antara lain:
a. Merumuskan Indikator Khusus (TPK).
b. Menetapkan topik. Utamakan topik-topik yang diangkat dari pokok bahasan/sub pokok bahasan yang diperkirakan dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik tanpa melalui jam pelajaran tatap muka di kelas.
c. Menetapkan prosedur penyajian bahan pelajaran untuk mendukung tercapainya TPK dengan metode pemberian tugas.
d. Menetapkan waktu untuk menyelesaikan tugas.
2. Melaksanakan dengan jalan:
a. Menginformasikan TPK yang hendak dicapai selama proses pembelaj aran.
b. Menjelaskan topik yang menjadi tugas peserta didik termasuk ruang lingkupnya.
c. Menginformasikan prosedur penyelesaian tugas, misalnya:
1) Tugas diselesaikan secara individu atau kelompok.
2) Tugas dilaporkan secara tertulis dengan sistematika: Pendahuluan, Permasalahan, Pemecahan Masalah, Kesimpulan dan Saran-saran.
3) Apabila dalam menyelesaikan tugas menemui kesulitan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk berkonsultasi pada setiap jam istirahat dan sebagainya.
d. Menginformasikan waktu penyelesaian tugas, misal 1 minggu atau 2 minggu.
e. Memerikasa laporan dengan memberikan ulasan seperlunya baik berupa pujian secara tertulis di atas laporan atau ralat-ralat dan sebagainya. kemudian hasilnya dikembalikan kepada peserta didik.
E. METODE KARYAWISATA
Metode karyawisata adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa peserta didik untuk mengunjungi obyek akan dipeIajari di luar sekolah. Hal ini ditempuh karena obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa ke dalam kelas, misalnya: terlalu besar dan berat, berbahaya, akan berubah bentuknya bila berpindah tempat dan sebagianya.
Karyawisata merupakan bagian terpadu dari keseluruhan kegiatan akademis untuk menunjang tetcapainya tujuan kuri kuIer.
Karyawisata dapat dilaksanakan oleh seluruh peserta didik di setiap jenjang sekolah, tetapi untuk peserta didik dari sekolah rendah (TK dan SD) hendaknya dibatasi pada kunjungan ke obyek-obyek disekitar sekolah saja.
Untuk melaksanakan karyawisata hendaknya diperhatikan beberapa kriteria sebagai pedoman dalam menentukan obyek yang meliputi :
1. Obyek berhubungan langsung dengan topik yang sedang dipelajari.
2. Obyek dapat merangsang topik baru.
3. Karyawisata juga dapat dilaksanakan oleh peserta didik sendiri baik bersama-sama dengan keluarganya mapupun teman temannya.
4. Dalam karyawisata agar diperhitungkan jarak antara lokasi obyek dengan sekolah, waktu, energi dan faktor pembiayaannya.
5. Jika dipandang perlu suatu obyek dapat dikunjungi lebih dari satu kali.
6. Karyawisata akan berjalan lancar apabila ada pemandu yang memahami lokasi/obyek yang bersangkutan.
Karyawisata dilaksanakan dengan tujuan:
1. Untuk memadukan pengalaman peserta didik yang diperoleh selama di sekolah dengan pengalaman aktual di masyarakat, termasuk lingkungan fisik, terutama bagi peserta didik yang memiliki latar belakang terbatas. Dengan demikina kesan-kesan negatif yang mungkin timbul dapat diperkecil dan dinetralkan. Pada gilirannya peserta didik akan memperoleh seperangkat pengalaman yang utuh balk secara teori maupun praktek.
2. Untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik rnelakukan observasi dan wawancara sendiri guna memperoleh keterangan yang bersangkutan dengan battan pelajaran dan memper kenalkan berbagai pengalaman baru yang tidak mungkin diberikan di sekolah serta belajar keterampilan-keterampilan sosial.
Tujuan tersebut dicapai dengan memanfaatkan kelebihan metode karyawisata :
1. Membuat Persiapan, antara lain :
1. Merumuskan Indikator
2. Mempertimbangkan dan menetapkan obyek. Disini akan lebih baik apabila dilakukan bersama-sama dengan guru mata pelajaran lain melalui program lintas kurikulum
3. Mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah dan orang tualwali peserta didik.
4. Memperhitungkan jumlah peserta didik yang ikut karyawisata, selanjutnya dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan maksimal 5 orang peserta didik.
e. Merumuskan peraturan tata tertib bersama peserta didik termasuk langkah-langkah pengamanannya.
f. Menetapkan lamanya waktu karyawisata termasuk jadwal perjalanan dengan asumsi bahwa perjalanan secara sendiri-sendiri. Di samping itu juga perlu diperhitungkan keadaan cuaca dan musim.
g. Menetapkan orang-orang atau instansi-instansi yang harus dihubungi dilokasi karyawisata, termasuk mempersiapkan perizinan.
h. Mengunjungi lokasi terlebih dahulu bila dipandang perlu.
i. Memperhitungkan pembiayaan, termasuk untuk transportasi, akomodasi-kosumsi sekaligus mengumpulkan uang dari siswa untuk membantu mereka yang tidak mampu.
j. Menetapkan teknik untuk menjaring data selama karyawisata, rnisal apa yang perlu dilihat, dicatat melalui observasi dan wawancara, termasuk kelengkapan belajarnya perlu disiapkan, seperti: lembar observasi, angket dan sebagai nya. Di sini juga perlu dijelaskan secara global keadaan obyek yang akan dikunjungi, pembagian tugas untuk masing masing kelompok dan bagaimana cara membuat laporannya.
2. Melaksanakan karyawisata dengan jalan:
a. Mengadakan pertemuan dengan penguasaan atau petugas obyek.
b. Peserta didik secara berkelompok melakukan observasi dan wawancara tentang obyek sesuai dengan tugasnya masing masing. Di sini guru sebagai pendamping selama melakukan kegiatan peserta didik harus mematuhi tata tertib yang telah dibuat termasuk tata tertib di sekitar obyek untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan termasuk mengganggu keberadaan obyek.
c. Selesai melakukan observasi dan wawancara peserta didik dikumpulkan dan kalau mungkin diadakan tanya jawab dengan penguasa atau petugas obyek. Kemudian secara tertib rombongan meninggalkan obyek.
3. Tindak Lanjut
a. Guru memberikan ulasan tentang obyek dihubungkan dengan bahan pelajaran.
b. Membuat cheklist yang berisi nilai-nilai perjalanan yang dilakukan.
c. Secara klasikal peserta didik mengadakan diskusi tentang hasil karyawisata termasuk beberapa permasalahan yang tidak dapat dipecahkan selama perjalanan sebagai sumbangan untuk pelaksanaan karyawisata selanjutnya.
d. Menetapkan siapa yang harus menulis ucapan terima kasih untuk disampaikan kepada penguasa obyek, instansi di lokasi obyek clan sebagainya.
e. Menyusun bahan-bahan yang diperoleh dari obyek baik berupa benda asli, tiruan, gambar, catatan termasuk membuat laporan tentang perjalanan yang dilakukan sebagai bahan dokumentasi di kelas/sekolah berupa pajangan (display). dan sebagaian dari laporan di sampaikan kepada Kepala Sekolah, guru clan lnstansi di lokasi obyek.
F. METODE BERMAIN PERAN
Metode bermain pet-an (role playing) merupakan salah satu bentuk dari metode simulasi, yaitu memainkan peranan melalui peragaan secara spontan tanpa naskah/skenario dan persiapan, yang dilakukan berdasarkan suatu peristiwa dalam situasi dan kondisi sebelumnya yang sudah pasti
1. Maksud dan tujuan digunakan metode bermain peran, antara lain:
a. Agar peserta didik menghayati kemudian berpikir dan berperilaku sesuai dengan peristiwa yang dialami orang lain dalam kehidupan nyata.
b. Agar peserta didik memahami sebab-akibat suatu peristiwa dengan menggambarkan situasi hubungan antara manusia secara realistis, kemudian menarik generalisasi atas peristiwa tersebut untuk diterapkan dalam situasi baru.
c. Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi dan menumbuh kembangkan perasaan, daya imajinasi dan kreativitasnya dalam belajar.
d. Menumbuh kembangkan keberanian peserta didik dalam berhubungan dengan permasalahan yang kontroversial secara realistis.
e. Agar peserta didik mengenal dan mengkaji nilai-nilai, norma-norma dan peranan budaya dalam realistis kehidupan.
f. Agar peserta didik trampil dalam membuat keputusan menurut caranya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber yang relevan.
2. Manfaat digunakan metode bermain peran, antara lain:
a. Membatu peserta didik menemukan makna dirinya dalam kelompok.
b. Membantu peserta didik menemukan masalah pribadi dengan bantuan orang lain.
c. Memberikan pengalaman pada peserta didik melalui kerja sama dalam memecahkan petmasalahan.
d. Memberikan pengalaman pada peserta didik dalam menumbuh kembangkan sikap dan ketrampiiannya memecahkan permasa lahan.
e. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengamati secara langsung akibat dari suatu tindakan sehingga memperoleh pengalaman.
f. Membantu peserta didik dalam membuat kaidah umum (gene ralisasi) atas suatu peristiwa yang diamati kemudian bersikap dan berperilaku sesuai dengan kaidah tersebut.
3. Situasi yang dapat digunakan untuk bermain peran, antara lain:
a. Pertentangan antara pribadi (inter personal conflicts).
Untuk mencari pemecahan masalah, langkah yang terbaik dengan memperhatikan berbagai macam aspek yang menyebabkan terjadinya pertentangan.
b. Hubungan antara kelompok (inter group relations), seperti masalah hubungan antar suku, bangsa, kepercayaan, agama, adat istiadat dan sebagianya.
Untuk mencari pemecahan masalah, langkah yang terbaik atas dasar prinsip saling memberi dan menerima (take and gave).
c. Kemelut pribadi (individual dilemmas), seperti kemelut yang timbul jika seseorang terpaut antara dua nilai yang berbeda atau antara dua kepentingan yang berbeda, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah tersebut, karena penilaian mereka umumnya mengutamakan dirinya sendiri (ego sentris). Untuk mencari pemecahan masalah, langkah yang terbaik dengan mengatur keseimbangan antara keinginan pribadi dengan tuntutan masyarakat berdasarkan kebiasaan yang berlaku.
d. Tindakan pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan orang banyak, seperti: pelaksana upacara adat, perkawinan adat, dan sebagainya. Untuk memecahkan masatah, langkah terbaik dalam pengambilan keputusan secara demokratis.

4. Langkah-langkah penggunaan metode bermain peran:
a. Persiapan
1. Merumuskan Indikator
2. Menetukan topik yang dipermasalahkan sesuai dengan KD
3. Mengidentifikasi peran yang diperlukan, pengamat, waktu dan ruangan yang tepat.
4. Membuat alat kegiatan bermain peran yang akan di lakukan oleh peserta didik sebagai pemegang peran.
b. Pelaksanaan
1. Menginformasikan Indikator
2. Menginformasikan alat kegiatan bermain peran.
3, Menjelaskan topik yang dipermasalahkan dengan menafsirkan dalam bentuk ceritera yang tidak selesai (Unfinish Story).
4. Menjelaskan peran-peran dan memilih pemegang perannya.
5. Memilih pengamat dan menjelaskan tugas-tugasnya.
6. Melaksanakan bermain peran secara spontan menurut alat kegiatan yang telah ditetapkan.
7. Mendiskusikan hasil bermain peran antara pengamat dan pemegang peran, untuk kepentingan bermain peran berikutnya jika dipandang perlu.
8. Melaksanakan kembali bermain peran yang sudah diperbaiki, sesuai dengan langkah No. 6.
9. Mendiskusikan hasilnya, sesuai dengan langkah No. 7.
10.Membuat kesimpulan hasil bermain peran dengan jalan menghubungkan situasi permasalahan dengan pengalaman pemegang peran berdasarkan kenyataan yang ada.
G. METODE SOSIODRAMA
Seperti halnya metode bermain peran, metode sosiodrama juga merupakan salah satu bentuk dari metode simulasi, tentang maksud, tujuan dan manfaat serta situasi dari episode yang dimainkan antara metode bermain peran dan metode sosiodrama adalah sama.
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada:
1. Bagian-bagian dari suatu episode yang dimainkan oleh pemegang peran disebut bermain peran, sedangkan secara ke seluruhan suatu episode yang dimainkan oleh pemegang peran disebut sosiodrama.
Dengan demikian metode bermian peran merupakan bagian dari metode sosiodrama.
2. Masing-masing kegiatan dalam sosiodrama biasanya:
a. Dipersiapkan terlebih dahulu dengan naskah yang menggambarkan suatu cerita atau peristiwa tertentu dalam bentuk skenario yang baik dan tepat.
b. Para pemegang peran dipilih yang diperkirakan dapat membawakan peran sesuai dengan karakter tokoh-tokoh yang dalam ceritanya atau peristiwa.
c. Para pemegang peran dilatih terlebih dahulu secara intensif.
d. Para pemegang peran menggunakan kostum sebagaimana biasanya digunakan oleh tokoh yang diperankan.
e. Setting yang melatar belakangi ceritera atau peristiwa yang dimainkan ditata sedemikian rupa seolah-olah barkan kondisi yang sebenarnya.
Kegiatan-kegiatan sebagaimana diuraikan di atas tidak diperhitungkan dalam melaksanakan metode bermain peran, karena semuanya hanya dilakukan secara spontan tanpa persiapan dan apa adanya.
Langkah-langkah metode sosiodrama:
1. Persiapan
a. Merumuskan Indikator
b. Menentukan topik yang bermasalah sesuai dengan KD
c. Menyusun naskah cerita atau peristiwa sehubungan dengan topik dalam bentuk skenario. Hal ini sebaiknya didiskusi kan dan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan perubahan terhadap skenario yang sesuai. Karena kemungkinan mereka akan mengemukakan sesuatu yang belum terdapat dalam skenario, sehingga mereka lebih menghayati perannya.
d. Membuat alat kegiatan sosiodrama yang akan dilakukan oleh peserta didik sebagai pemegang peran.
e. Menetapkan peserta didik yang akan memegang peran dan dilatih secara intensif sesuai dengan skenario yang telah disiapkan. Akan lebih baik kalau peserta didik diberi kesempatan untuk memilih perannya sendiri, dengan demikian mereka akan memerankan secara lebih baik dan mungkin peran yang dipilih mempunyai arti tersendiri bagi dirinya.
f. Menentukan setting yang kemudian ditata sedemikian rupa sehingga mendekati kondisi yang sebenarnya.
g. Memilih kostum yang biasa digunakan oleh tokoh dalam ceritera dan mempersiapkannya.
h. Memilih pengamat dan menjelaskan tugas-tugasnya.
2. Pelaksanaan
a. Siswa sebagai pemegang peran memainkan perannya masing masing menurut skenario dan alat kegiatan sosiodrama yang sudah disiapkan.
b. Mendiskusikan hasil sosiodrama antara pengamat dan pemegang peran. Di sini guru agar memberikan pengarahan sehingga peserta didik dapat menghayati sebab dan akibat dari ceritera atau peristiwa yang baru dimainkan.
c. Mambuat kesimpulan dengan jalan menarik generalisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang dikemukakan dalam diskusi sehingga dapat dirumuskan beberapa kaidah yang dianggap penting.
d. Menghimbau peserta didik agar menerapkan kaidah-kaidah tersebut dalam kehidupannya. Di sini guru hendaknya memberikan petunjuk agar peserta didik sebelum menerapkan suatu kaidah agar terlebih dahulu di bandingkan apa yang sudah dilakukan dengan seharusnya dilakukan.

sumber: blog sukarni uir

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates