Minggu, 20 Juni 2010

Panduan menulis proposal

PANDUAN MENULIS PROPOSAL
I. Pendahuluan
Sebuah karya tulis, ilmiah selalu memuat bagian pendahuluan. Artinya, bagian ini wajib ada. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena pada bagian inilah kunci dari tulisan itu. Dalam bagian inilah terletak masalah tulisan (yang diteliti). Oleh sebab itu bagian ini sering juga disebut dengan bagian pengaiuari masalah. Bila dalam suatu karya tulis ilmiah bagian ini tidak ada, maka secara keilmuan nilai karya ilmiah karya tulis tersebut akan berkurang.
Pembicaraan terhadap isi dari suatu karya tulis ilmiah dimulai dari bagian pendahuluan ini, yaitu sistematika tulisan, bab dan sebab tulisan. Dengan demikian jelaslah bahwa bab I dari suatu tulisan adalah bab pendahuluan atau bab pengajuan masalah. Bab I ini biasanya dibangun oleh beberapa sub bab, diantaranya. adalah (1) latar belakang masalah, (2) pentingnya masalah, (3) identifikasi masalah, (4) batasan masalah, (5) rumusan masalah, (6) tujuan penelitian (penulisan), (7) manfaat penelitian (penulisan), dan (e) batasan istilah.

Uraian dari masing-masing sebab adalah sebagai berikut.
1. Latar Belakang Masalah, dalam suatu tulisan, latar belakang masalah merupakan bagian Yang menguraikan penyebab seorang calon peneliti/penulis melakukan penelitian/penulisan. Bagian ini merupakan bagian yang mengantarkan, pembaca kepada permasalahan yang sebenarnya. Pada hematnya yang diuraikan pada latar belakang masalah adalah jawaban dari pertanyaan "Mengapakah peneliti/penulis meneliti/menulis?" Uraian terhadap pertanyaan ini dapat dilakukan dengan mengemukakan isu-isu yang menarik, pantaskah isu tersebut ditanggapi, kalau, Pantas, bagaimanakah cara menanggapinya, dan jelaskan bahwa penelitian yang akan diadakan merupakan salah satu cara. untuk memecahkan isu tersebut.
2. Pentingnya Masalah, bagian ini merupakan bagian yang berisi uraian dari pertanyaan "Mengapa, masalah 'A' yang, akan saya teliti, mengapa tidak masalah 'B'?" Dipilihnya masalah 'A' yang akan diteliti, salah satu diantaranya disebabkan oleh karena masalah 'A' jauh lebih penting daripada masalah 'S'. Mengapa penting? Uraian dari rangkaian pertanyaan tersebutlah yang akan ditempatkan pada. bagian pentingnya masalah.
3. Identifikasi Masalah, bagian ini merupakan bagian yang menguraikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan suatu isu yang melatarbelakangi suatu perielitian. Pertanyaan penuntun yang dapat diajukan sehubungan dengan identifikasi masalah ini adalah "Faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan masalah 'A' tersebut?"
Dalam suatu penelitian., poin 1, 2, dan 7, di atas kadang-kadang dibuat dalam satu bagian saja, yaitu bagian lata r belakang, identifikasi, dan pentingnya masalah.
4. Pembatasan Masalah, bagian ini merupakan bagian yang menguraikan ruang lingkup makalah yang akan diteliti. Tidak seluruh masalah yang telah teridentifikasi dapat dan pantas diteliti oleh seseorang (calon peneliti). Hal ini disebabkan oleh berbagai keterbatasan yang ada pada, diri seorang calon peneliti. Misalnya keterbatasan dari segi waktu (untuk mahasiswa), biaya, dan kemampuan menyelesaikan penelitian.
5. Perumusan Masalah, bagian yang paling mendasar pada bab - I atau bab pengajuan masalah adalah bagian perumusan masalah. Bagian ini merupakan sentral dari suatu penelitian. Teori-teori yang akan digunakan adalah teori yang relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Kenapa. rumusan masalah ini sangat penting? Banyak hal yang menyebabkannya, misalnya : (1) dapat mengarahkan peneliti dalam kegiatan penelitiannya, (2) dapat mengontrol kegiatan penelitian sehingga tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan, (3) dapat memudahkan pencarian rujukan dan penggunaan bahasa yang tepat. Segala, rumusan masalah ini dibuat dalam bentuk pertanyaan dan ditempatkan pada bagian perumusan masalah.
6. Tujuan Penelitian, bagian tujuan penelitian adalah bagian yang hendak dicapai oleh peneliti. Sasaran tersebut adalah sasaran yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tujuan penelitian sering juga dituliskan dalam bentuk tujuan umum dan khusus, Dalam rumusan yang seperti ini tidak ada salahnya, namun perlu diingat, akhir-akhir ini pembagian tujuan yang seperti ini sudah seeing ditinggalkan. Kebanyakan peneliti lebih suka membuat tujuan penelitian saja, walaupun secara tersirat didalamnya terdapat kedua tujuan tersebut.
7. Manfaat Penelitian, bagian ini merupakan bagian yang berisi uraian tentang kegunaan hasil penelitian bagi pihak-pihak tertentu, misalnya guru, sekolah, Depdikbud, dan lain-lain. Gering ditemui kesamaan rumusan antara tujuan dan manfaat pada suatu laporan penelitian. Hal ini tidak benar. Kalau tujuan adalah sasaran yang hendak dicapai oleh proses penelitian, maka manfaat adalah sumbangan yang dapat diberikan oleh hasil proses penelitian tersebut. Konsep kedua istilah ini sering tidak jelas oleh kebanyakan peneliti, terutama peneliti pemula. Itulah sebabnya rumusan kedua istilah ini seeing tumpang tindih.
8. Batasan Istilah atau Definisi Operasional, bagian ini merupakan bagian yang memuat penjelasan tentang istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian. Tujuan pembuatan batasan istilah ini adalah untuk menghindarkan adanya kesalahpahaman antara penulis dengan pembaca. Melalui batasan istilah, diharapkan muncul kesamaan persepsi antara penulis dengan pembaca. Apa yang dimaksud oleh penulis, demikian pulalah yang dimaksud oleh pembaca.
Merumuskan batasan istilah, bukanlah membuat arti dari masing-masing kata yang terdapat pada judul penelitian. Akan tetapi adalah menjelaskan kata-kata inti yang ada pada judul tersebut. Yaitu bagaimanakah konsep peneliti terhadap masing-masing istilah itu. Kalau penelitiannya berjudul "Hubungan antara. Membaca Pemahaman dengan Menulis Eksposisi", maka yang perlu dijelaskan adalah istilah hubungan, membaca pemahaman, dan menulis eksposisi, bukan arti dari kata hubungan, antara, membaca, pemahaman, dengan, menulis, dan eksposisi

J. Kerangka Teoritis
Bagian kedua dari isi skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian adalah kerangka teori. Bagian ini sering juga disebut dengan kajian pustaka, landasan teori, atau telaah pustaka. Pada umumnya yang diuraikan dalam bagian ini adalah (1) deskripsi teori, (2) kerangka berpikir, den (3) hipotesis/pertanyaan penelitian. Agar pemahaman terhadap masing-masing aspek tersebut lebih baik, ikutilah uraian berikut:
1. Deskripsi Teori, merupakan bagian yang menjelaskan kajian teoritis terhadap masalah yang diteliti. Pada bagian inilah variabel-variabel penelitian dikaji secara rasional den empiris. Secara rasional, pengkajian tersebut didasarkan kepada teori-teori yang telah mapan. Teori yang mapan adalah teori yang dikemukakan oleh pakar, telah teruji kebenarannya, dapat dipertanggungjawabkan, dan punya keberterimaan yang besar. Secara empiris, kajian teoritis tersebut diuraikan dengan memperhatikan penelitian terkait lainnya. Kedua bagian ini mengharuskan peneliti mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik melalui bacaan, diskusi, pengalaman, den lain-lain. Informasi tersebut tentu saja informasi yang relevan dengan rumusan masalah penelitian.
2. Kerangka Berpikir, kerangka berpikir ini sering juga disebut dengan kerangka konseptual, Dalam bagian ini diuraikan konsep-atau kerangka berpikir peneliti terhadap masalah yang akan ditelitinya. Biasanya kerangka berpikir ini relevan dengan teori yang dipakai. Akan tetapi perlu diingat bahwa kerangka berpikir bukanlah kajian teori. Segala pikiran, anggapan, atau pandangan peneliti terhadap masalah yang ditelitinya dituangkan pada bagian kerangka berpikir ini. Bile terdapat kesamaan antara kerangka berpikir dengan teori yang dipakai, maka teori tersebut harus diolah sedemikian rupa sehingga relevan dengan masalah yang digarap. Artinya teori itu harus dimasukan ke dalam masalah, bukan sebaliknya.
3. Hipotesis, merupakan bagian yang menguraikan jawaban-jawaban sementara dari pernyataan-pernyataan Yang berhubungan dengan masalah penelitian. Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan tentang sesuatu hal yang bersifat sementara, yang kebenarannya perlu dibuktikan secara empiris. Hipotesis biasanya diturunkan dari kerangka berpikir. Kadang-kadang pada bagian ini yang diuraikan adalah pertanyaan penelitian. Hal ini tidak salah, sebab suatu penelitian dapat saja memuat hipotesis atau pertanyaan penelitian.
Kenyataan memperlihatkan bahwa bagian ini ada Yang dibuat pada bab 1, yaitu setelah bagian perumusan masalah. Hal ini tidak ada salahnya, akan tetapi bila kita menyadari bahwa hipotesis atau pertanyaan penelitian dirumuskan dari kerangka berpikir, maka sebaiknya bagian ini dibuat pada bab II, yaitu setelah bagian kerangka berpikir. Sebagian peneliti ada Yang membuat asumsi atau anggapan dasar penelitian sebelum bagian hipotesis. Hal ini juga tidak ada salahnya. Bila hipotesis merupakan jawaban sementara, maka asumsi adalah jawaban akhir dari permasalahan. Kalau sifat hipotesis sementara (tentatif), maka sifat asumsi adalah akhir (final). Bila kebenaran hipotesis perlu dibuktikan, maka kebenaran asumsi tidak perlu dibuktikan.

K. Metodologi Penelitian
Bagian metodologi merupakan bagian Yang menjelaskan operasionalisasi suatu penelitian. Melalui bagian inilah penulis menguraikan prosedur pelaksanaan penelitian. Dengan kata lain, segala upaya Yang dilakukan dalam rangka pembuktian hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian dijelaskan pada bagian ini. Uraian tentang metodologi ini biasanya di buat pada bab, Ill. Sub bagian dari metodologi ini adalah (1) variabel penelitian, (2) metode Penelitian, (3) populasi dan sampel, (4) teknik pengumpulan data, (5) teknik analisis data, dan (6) instrumen penelitian. Uraian dari masing-masing sub bagian ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel Penelitian, merupakan bagian yang menguraikan hal-hal Yang akan diteliti. Variabel penelitian adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian. Objek-objek penelitian inilah yang dijelaskan pada bagian variabel penelitian. Melalui bagian ini orang akan mengetahui apa yang diteliti oleh seorang peneliti. Objek penelitian Yang diuraikan dalam bagian ini dapat berupa ciri-ciri, gejala-gejala, peristiwa-peristiwa, benda-benda, dan lain-lain yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitatif
2. Metode Penelitian., atau pakar, bagian Yang menguraikan cara-cara yang dilakukan peneliti dalam, penelitiannya, termasuk alasan terhadap pemilihan metode tertentu. Metode dapat diartikan sebagai suatu cara dalam melaksanakan penelitian. Dalam dunia pendidikan, metode penelitian Yang sering digunakan adalah metode eksperimen, eks-post fakto, deskripsi, dan metode historis.
3. Populasi dan Sampel, merupakan bagian yang menguraikan tentang responden penelitian, prosedur pemilihan responden, dan alasan penetapan responden. Melalui bagian ini akan diketahui hal-hal Yang berkaitan dengan sumber data. Selama ini ada anggapan bahwa sumber data itu adalah orang. Anggapan ini tidak selamanya benar. Dari kenyataan di lapangan, selain dari orang, data juga dapat diperoleh dari sumber lain. Secara umum sumber data itu dapat berupa (1) orang, (2) artikel,(3) benda-benda tertentu dalam bentuk peninggalan sejarah, obat-obatan, zat-zat kimia, dan lain-lain, (4) tempat atau lokasi, (5) gejala-gejala peristiwa-peristiwa, dan lain sebagainya.
Sumber data penelitian dapat dalam bentuk populasi atau sampel. Yang dimaksud dengan populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen tempat diperolehnya informasi. Kumpulan elemen ini dapat berupa orang, kelompok sosial, peristiwa, benda, dan lain-lain, Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah responden penelitian yang diambil dari sebagian anggota populasi. Sampel yang baik adalah sampel yang representatif yaitu sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi penelitian. Kesalahan dalam melaksanakan teknik sampel -dapat menyebabkan kesalahan dalam hal data, hasil penelitian, dan penarikan kesimpulan penelitian.
Pada umumnya teknik penarikan sampel dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu propability sampling dan non-propability sampling. Propability sampling merupakan penarikan sampel yang tiap-tiap anggota . populasi sama-sama memiliki peluang untuk menjadi sampel penelitian. Hal inilah yang menyebabkan teknik penyampaian ini disebut dengan teknik sampel peluang. Sampel peluang, memungkinkan dilakukan karena kehomogenan anggota populasi. Artinya, tiap-tiap anggota populasi mempunyai atau dianggap mempunyai ciri-ciri yang sama. Penarikan sampel dengan teknik ini dapat dilakukan dalam bentuk (1) sampel acak (random sampling), (2) sampel berlapis (stratifikasi sampling), (3) sampel kelompok (closter sampling), (4) sampel berimbang (proportional sampling), dan (5) sampel kembar (doble sampling).-, Teknik non-propability sampling adalah penarikan sampel yang dilakukan kepada anggota populasi, dimana peluang anggota untuk menjadi sampel tidaklah sama. Dasar dari non-propability sampling adalah kebutuhan. Penarikan sampel dengan teknik non-probability sampling dapat dilakukan dalam bentuk (1) sampel bersistematis (sistematic sampling), (2) sampel kuota (quota sampling), (3) sampel aksidental (accidental sampling), (4). sampel bertujuan (purposive sampling), (5) sampel berantai (snowbalI sampling), dan (6) sampel jauh.
4. Teknik Pengumpulan Data, merupakan bagian yang menguraikan tentang cara-cara yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data penelitian dan alasan penggunaan Cara tersebut. Selama ini Cara Yang sering dilakukan adalah dengan mengadakan wawancara, testing, pengisian angket, dam observasi. Ketepatan menggunakan cara sangat dituntut pada setiap peneliti. Kesalahan dalam menetapkan cara, akan rnenyebabkan kesalahan pada data yang diperaleh, sehingga data tidak relevan dengan permasalahan.
5. Teknik Analisis Data, merupakan bagian Yang menguraikan tentang cara-cara yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data Yang telah diperolehnya. Data tidak memiliki arti apa-apa bila tidak diolah dam ditafsirkan Hasil pengolahan dan penafsiran ilmiah yang menjadi inti penelitian, sebab dari sinilah temuan penelitian itu diperoleh.
Teknik pengolahan data sangat ditentukan oleh jenis data dam tujuan penelitian. Penelitian kualitatif datanya di olah dengan Cara menyusun data atas kelompok atau kategori tertentu berdasarkan masalah dam tujuan Yang hendak dicapai. Pengolahan data kualitatif tidak menuntut adanya penghitungan satistik, karena data telah memiliki makna sebagaimana adanya. Data yang telah tersusun dapat di olah secara langsung, dam kemudian ditaftirkan. Hasil penafsiran inilah yang akan melahirkan kesimpulan. Pada penelitian kuantitatif data diolah dengan menggunakan analisis statistika. Hal ini disebabkan karena data kuantitatif belum memiliki makna sebelum diolah. Hasil pengolahan inilah yang di-tafsirkan dam disimpulkan.
6. Instrumen Penelitian, yaitu bagian yang menguraikan tentang alat Yang digunakan untuk mengumpulkan data, prosedur pembuatan alat tersebut, uji coba, dan analisis terhadap hasil uji coba tersebut. Uraian terhadap alasan penggunaan alat itu juga diterangkan pada bagian ini. Biasanya yang menjadi instrumen penelitian ini adalah tes, daftar angket, d6ftar pertanyaan wawancara, daftar cek, dart peneliti sendiri (khusus untuk penelitian kuantitatif tertentu).
Contoh-contoh bidang garapan PTK:
1) metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode penemuan;
2) strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada satu gaya belajar mengajar;
3) prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian kontinyu/otentik;
4) penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan;
5) pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri;
6) pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku; dan
7) administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah (Cohen dan Manion, 1980: 181).
Bidang Kajian Penelitian
1. Masalah belajar siswa sekolah (termasuk di dalam tema ini, antara lain: masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, dan sebagainya);
2. Desain dan strategi pembelajaran di kelas (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, dan sebagainya);
3. Alat bantu, media, dan sumber belajar (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas, dan sebagainya);
4. Sistem evaluasi (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen evaluasi berbasis kompetensi, dan sebagainya);
5. Masalah kurikulum (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah implementasi KBK, interaksi guru-siswa, siswa-bahan abelajar, dan lingkungan pembelajaran, dan sebagainya.
Sumber: blog sukarni uir

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates