BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komoditas air tawar yang sejak beberapa waktu lalu sedang naik daun memiliki daya tarik yang sangat kuat. Lobster air tawar lebih mudah dibudidayakan, tidak seperti udang galah atau jenis udang tawar lainnya. Harga jualnya pun selangit. Karena itu, tidak heran jika semakin banyak orang yang berminat untuk mengembangkan komoditas ini.
Lobster memang dianggap sebagai komoditas udang konsumsi yang mewah dibandingkan dengan udang konsumsi lainnya. Selain daging yang padat, gurih, empuk, lobster air tawar juga memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, terutama protein. Bahkan ada sebagian orang yang meyakini jika daging lobster dapat berkhasiat meningkatkan kemampuan seksual. Karena itu, komoditas ini tetap banyak diburu konsumen.
Saat ini, lobster air tawar ukuran konsumsi mencapai harga Rp 200.000 –Rp 300.000/kg. Di Indonesia, hidangan lobster memang masih terbatas di beberapa restoran di kota-kota besar dan hotel berbintang. Namun permintaan lobster konsumsi tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi, juga luar negeri. Beberapa negara di antaranya Jepang, Hongkong, Malaysia, Singapura, Amerika, Jerman dan beberapa negara Eropa
Walaupun pembudidaya lobster air tawar sudah mulai menjamur, peluang untuk membuka usaha baru masih terbuka lebar karena sampai saat ini produksi lobster belum dapat memasok seluruh permintaan yang ada.
Lobster air tawar lebih gampang dibudidayakan dan tidak gampang terserang penyakit. Pertumbuhannya pun relatif cepat dan memiliki daya telur tinggi. Satu induk betina bisa menghasilkan 200 butir telur setiap kali kawin. Dalam setahun induk betina bisa kawin sampai lima kali.
Selama ini, kendala utama dalam pembudidayaan lobster air tawar adalah tidak tersedianya modal yang besar. Hal itu karena kebanyakan orang beranggapan bahwa usaha lobster air tawar harus dilakukan secara besar-besaran. Untuk itu, tentu saja membutuhkan dana dan pasokan induk yang ada di pasaran saat ini masih sangat terbatas. Padahal, lobster air tawar dapat juga dibudidayakan dalam skala yang lebih kecil dan sangat gampang dilakukan. Dengan sedikit modal dan kemauan yang kuat, setiap orang sudah bisa membudidayakan lobster air tawar karena lobster air tawar dapat dibudidayakan dalam akuarium atau kolam berukuran kecil.
B. KLASIFIKASI LOBSTER AIR TAWAR
Lobster air tawar merupakan salah satu genus dari kelompok udang ( Crustacea ) yang hidupnya hanya di air tawar. Lobster air tawar banyak terdapat di danau, rawa dan sungai. Di habitat aslinya, jenis udang ini memiliki tempat berlindung seperti celah-celah bebatuan dan akar pohon. Daerah penyebarannya meliputi Asia dan Australia, seperti Papua dan Quinsland.
1. Morfologi Lobster Air Tawar
Lobster tidak memiliki tulang dalam dan seluruh tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari zat tanduk. Cangkang ini akan mengelupas secara periodik seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan perut.
Bagian kepala ditutupi cangkang yang disebut karapak. Fungsinya untuk melindungi otak,insang, hati dan lambung. Bagian perut yang terdiri dari enam ruas ini akan berkembang setiap kali mengalami pergantian kulit atau molting. Bagian kepala dan bagian perut dihubungkan dengan bagian yang bernama subchepalathorax.
Selain itu, lobster air tawar memiliki bagian-bagian tubuh seperti berikut:
Sepasang antena di bagian depan kepala yang berfungsi sebagai alat peraba, perasa dan pencium lingkungan sekitar. Alat ini juga membantu lobster mencari mangsanya.
Sepasang capit yang panjang dan lebar.
Ekor tengah 1 buah yang dilengkapi dengan duri-duri halus yang menyebar di sepanjang ujungnya.
Ekor samping dua pasang
Kaki renang 5 pasang terletak di tubuh bagian bawah dekat ekor yang berfungsi sebagai alat berenang. Pada induk betina, kaki ini juga berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kadar oksigen saat sedang membersihkan kotoran yang melekat pada larva.
Kaki jalan 4 pasang terletak di samping kiri dan kanan tubuhnya.
Sementara itu, lobster jantan dan lobster betina dapat dibedakan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Table 1.1 perbedaan lobster jantan dan lobster betina
Lobster jantan Lobster betina
Memiliki 2 buah tonjolan daging di pangkal kaki paling belakang. Tonjolan ini merupakan alat kelamin jantan. Alat kelamin pada lobster betina berupa bulatan yang berada di pangkal kaki ketiga belakang.
Lobster jantan memiliki capit yang lebih besar. Capitnya kecil
Warnanya lebih cerah Warnanya kurang cerah
2. Makanan Lobster Air Tawar
Lobster tidak begitu senang dengan panas matahari sehingga hidupnya banyak dihabiskan di dalam lubang persembunyian. Lobster air tawar bergerak sangat lamban pada siang hari, tetapi akan berubah agresif pada malam hari karena lobster termasuk hewan nocturnal yaitu hewan yang aktif mencari makan pada malam hari. Makanan lobster antara lain yaitu biji-bijian, sayuran, lumut, daging segar, cacing dan bangkai binatang sehingga digolongkan sebagai hewan omnivore.
Dalam mencari mangsanya, ada beberapa tahapan yang dilakukan lobster yaitu:
Mendeteksi makanan dengan bantuan antena.
Setelah dirasa cocok, makanan akan ditangkap oleh capitnya yang kuat dan kokoh.
Setelah tertangkap, makanan akan diserahkan ke kaki yang juga berfungsi sebagai tangan.
Makanan diteruskan ke dalam mulut yang memiliki gigi halus untuk dikunyah perlahan-lahan.
3. Masa Kawin Lobster Air Tawar
Lobster hanya kawin jika telah menemukan pasangan yang cocok. Meskipun telah bertemu lobster tidak akan melakukan perkawinan jika tidak cocok. Di habitat aslinya, lobster mulai kawin saat berumur 1 tahun dan terjadi pada awal musim hujan. Perkawinan biasanya dilakukan malam hari. Sepuluh hari setelah kawin, telur yang telah dibuahi induk jantan akan terlihat melekat di bawah perut induk betina. Telur ini akan menetas 1,5 bulan setelah pembuahan.
4. Pergantian Cangkang ( molting )
Molting terjadi seiring perkembangan ukuran tubuhnya, sejak masih kecil hingga dewasa. Namun semakin dewasa, pergantian cangkang akan semakin berkurang. Molting adalah saat yang paling rawan bagi lobster. Saat itu tubuhnya tidak terlindungi oleh apapun sehingga sangat lemah dan mudah dimangsa oleh lobster lain. Karena itu, saat sedang molting lobster akan berdiam diri di dalam lubang persembunyiannya.
Pergantian cangkang dipengaruhi oleh perubahan air dan makanan. Bila kualitas air jelek, lobster akan malas makan sehingga pertumbuhannya akan terhambat dan proses molting pun terhambat. Setiap kali pergantian cangkang, bobot tubuh lobster akan bertambah minimum 50% dari bobot sebelumnya. Saat molting, lobster juga akan memperbarui bagian-bagian tubuhnya yang cacat atau patah seperti kaki dan capitnya.
Saat molting terjadi, kulit kepala akan merekah dan pecah karena terdorong oleh pertumbuhan daging baru. Selanjutnya daging baru akan dilapisi kulit baru yang sangat lunak dan akan mengeras dalam waktu 24-48 jam.
BAB II
ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO
A. Lingkungan Ekonomi
Analisis manfaat bisnis ini adalah agar bisnis dapat:
1. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat
Kegiatan usaha atau bisnis ini dapat dikerjakan tenaga kerja lokal dan tidak perlu digantikan oleh tenaga kerja asing.
2. Menggunakan sumber daya lokal
Sumber daya lokal misalnya bahan baku. Lobster air tawar produk lokal jika dimanfaatkan dengan baik untuk proses produksi jelas akan meningkatkan perekonomian karena sumber daya lokal ini dapat dijadikan usaha bagi masyarakat.
3. Menghasilkan dan menghemat devisa
Penggunaan lobster air tawar yang diambil dari produk lokal berarti mengurangi penggunaan bahan impor dan tentu akan menghemat devisa negara. Jika lobster air tawar ini sebagian atau seluruhnya untuk pasar ekspor, maka bisnis ini akan menghasilkan devisa.
4. Menumbuhkan industri lain
Dengan adanya bisnis lobster air tawar ini, diharapkan tumbuh industri lain baik yang sejenis atau industri pendukung lainnya seperti industri makanan yang terbuat dari lobster maupun industri yang dihasilkan akibat dampak positif adanya bisnis ini.
5. Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri sesuai kemampuan
6. Menambah pendapatan nasional
Sudah jelas bahwa dengan tumbuhnya bisnis di dalam negeri dengan dimanfaatkannya lobster air tawar untuk konsumsi secara baik di dalam negeri, maka impor lobster maupun input-input yang ada di dalamnya akan berkurang. Jika ada permintaan ekspor untuk lobster air tawar, bisnis lobster air tawar akan meningkat dan produsen dapat memenuhi permintaan itu, tentu bisnis akan menambah pendapatan nasional.
B. Lingkungan Teknologi
Dalam melakukan bisnis ini, alat-alat teknologi yang begitu canggih tidak begitu diperlukan, tetapi di sini memerlukan ketelitian dan pengawasan yang baik terhadap lobster air tawar. Peralatan yang digunakan seperti aerator yaitu pemasok oksigen dan penjaga kualitas air dalam kolam. Ini sangat diperlukan agar lobster tetap hidup. Maka harus dipastikan aerator yang digunakan selalu dalam keadaan hidup.
C. Lingkungan Politik dan Hukum
Perusahaan skala kecil ini akan beroperasi di jalan Flamboyan Gang kana no 2 daerah Karangasem karena wilayah ini cukup strategis untuk memelihara lobster air tawar dan banyak keluarga yang dapat mengurus, merawat dan mengawasi perkembangan lobster.
Jika bisnis ini berdampak positif terhadap ekonomi nasional termasuk aspek sosialnya, maka diharapkan politik nasional pun jadi baik. Atau sebaliknya, jika politik nasional masih kacau, maka kondisi seperti ini dapat secara langsung mempengaruhi bisnis.
D. Lingkungan Sosial dan Budaya
Dampak dari pelaksanaan bisnis ini adalah sebagai berikut:
Penciptaan lapangan kerja
Rencana pendirian bisnis ini akan membuka peluang untuk penyerapan tenaga kerja. Keterlibatan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja akan membantu program pemerintah dalam menanggulangi masalah ketenagakerjaan dan akan menaikkan pendapatan masyarakat yang hingga saat ini masih merupakan kendala dalam pelaksanaan pembangunan.
Perubahan tingkat pengetahuan dan perilaku kehidupan
Pendirian bisnis ini akan membawa perubahan tingkat pengetahuan bagi para pekerja maupun masyarakat lokasi pabrik. Perubahan tingkat pengetahuan adalah dampak pelatihan yang diselenggarkan oleh pemilik bisnis.
Perubahan pola kehidupan masyarakat
Dengan berdirinya bisnis lobster air tawar ini akan menambah ramainya daerah di mana bisnis ini dijalankan, terjadi perubahan struktur pekerjaan, misalnya seorang ibu rumah tangga menjadi penjual cacing, sayuran dan makanan lobster lainnya.
BAB III
ANALISIS ASPEK PEMASARAN
A. Pangsa Pasar
Ada dua pangsa pasar yang dapat menjadi sasaran pemasaran hasil panen lobster air tawar, yaitu pasar dalam negeri dan pasar luar negeri.
1. Pasar Dalam Negeri
Untuk pasar dalam negeri, permintaan lobster datang dari sesama pembudidaya atau rumah makan yang menyediakan menu lobster. Lobster yang dibutuhkan sesama pembudidaya biasanya berupa benih untuk dibesarkan. Bisa juga calon induk atau induk yang akan dijadikan sebagai modal untuk memulai pembudidayaan.
Sementara itu, rumah makan atau restoran biasanya membutuhkan lobster yang siap dikonsumsi. Rumah makan yang selama ini meminta pasokan lobster adalah restoran mewah di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bali dan Yogyakarta.
2. Pasar Luar Negeri
Selain pasar dalam negeri, permintaan lobster untuk diekspor pun sangat terbuka lebar. Permintaan ini biasanya datang dari Negara Jepang, Hongkong, Malaysia, Singapura, Amerika, Jerman dan beberapa Negara Eropa. Negara-negara tersebut biasanya meminta lobster yang siap konsumsi bukan calon benih atau induk.
BAB III
ANALISIS ASPEK TEKNIS
A. Lokasi
Budidaya lobster air tawar kini menjadi pilihan untuk menambah pendapatan keluarga. Harga lobster yang tinggi serta perawatannya yang sangat mudah menjadi alsan orang membudidayakannya. Selain dibudidayakan dalam skala besar, lobster air tawar pun bisa dibudidayakan dalam skala kecil ( dilakukan di rumah ). Budidaya lobster skala kecil adalah budidaya yang dilakukan dengan memanfaatkan lahan atau lokasi di sekitar rumah.
Untuk memulai usaha pembudidayaan skala kecil, minimal dapat menggunakan 5 paket indukan yang terdiri dari 25 ekor betina dan 15 ekor jantan. Kelebihan dari budidaya lobster skala kecil adalah biaya yang dibutuhkan relatif kecil. Perawatan lobster yang sedang dibudidayakan bisa dilakukan sendiri, bisa juga bersama dengan anggota keluarga lainnya. Yang perlu diperhatikan adalah pemilihan induk. Pemilihan induk harus dilakukan secara cermat, karena induk memegang peranan penting dalam proses pembudidayaan lobster.
Budidaya lobster skala kecil bisa menggunakan lokasi di lingkungan rumah, baik pekarangan maupun ruangan dalam rumah. Lahan yang dibutuhkan tidak luas cukup 30-100 m2. Hal ini secara ekonomis tentu lebih menguntungkan karena tidak membutuhkan biaya untuk pengadaan lahan.
Namun, pemilihan lokasi harus memperhatikan sarana dan prasarana pendukung. Faktor yang harus diperhatikan adalah lokasi pasar yang dekat, tersedianya sumber air yang bersih dan mudah mendapatkan makanan. Selain itu, keamanan di lokasi tersebut juga harus diperhatikan mengingat lobster memiliki nilai jual ekonomis yang tinggi.
B. Pemilihan wadah pemeliharaan
Dalam budidaya lobster air tawar skala kecil, ada beberapa wadah yang dapat digunakan untuk memelihara lobster, yang terpenting, wadah tersebut dapat ditempatkan di lahan yang tidak terlalu luas. Kolam atau wadah dapat berupa akuarium, bak plastik atau bak fiberglass dan kolam semen.
1. Akuarium
Penggunaan akuarium sebagai wadah pemeliharaan dalam budidaya lobster air tawar skala kecil merupakan pilihan yang sangat tepat. Bentuk akuarium bisa disesuaikan dengan luas ruangan yang ada. Pengawasan dan pengontrolan lobster dalam akuarium pun lebih mudah dilakukan. Selain itu, akuarium bisa dibuat dengan sistem bertingkat. Jumlah tingkatannya maksimum 3 buah. Kaca yang bisa digunakan untuk membuat akuarium lobster memiliki ketebalan 0,5 cm.
Akuarium untuk lobster dibuat dengan panjang 1 meter, lebar 0,5 meter dan tinggi 0,4 meter. Ketinggian maksimum air dalam akuarium 30 cm. akuarium sebesar ini cukup untuk memelihara satu paket induk ( 5 betina dan 3 jantan ). Sementara itu, jika yang dipelihara benih, akuarium ini cukup untuk menampung 100 ekor benih ukuran 1 inci. Agar pasokan oksigen dan kualitas air selalu terjaga, akuarium harus diberi aerator untuk menyuplai oksigen yang dibutuhkan lobster.
2. Bak Plastik atau Fiberglass
Pada prinsipnya, penggunaan bak plastik sebagai wahana pemeliharaan lobster sama dengan penggunaan akuarium. Bahan fiberglass lebih tahan daripada kaca akuarium yang mudah pecah. Namun harganya jauh lebih mahal daripada kaca akuarium sehingga biaya investasi yang harus dikeluarkan akan lebih besar. Bak plastik yang digunakan minimal memilki kapasitas 200 liter air. Bak plastik digunakan untuk membesarkan lobster ukuran 1-3 inci.
3. Kolam semen
Pembuatan kolam semen membutuhkan biaya yang sangat besar . Karena itu, dalam budidaya lobster skala kecil, kolam semen hanya digunakan untuk tempat pemindahan induk dan pembesaran.
C. Peralatan pendukung
Dalam budidaya lobster air tawar skala kecil, dibutuhkan beberapa peralatan pendukung untuk menunjang keberhasilannya. Berikut beberapa peralatan yang harus disiapkan terlebih dahulu.
1. Lubang persembunyian
Lubang persembunyian mutlak dibutuhkan, karena secara alami lobster senang bersembunyi dalam ronga-rongga. Lubang ini juga menjadi tempat berlindung saat lobster molting agar terhindar dari serangan lobster lain. Sebagai lubang persembuyian dapat digunakan batu bata yang berlubang. Bisa juga pipa paralon, potongan bambu, kayu-kayu tua yang berlubang, ijuk atau tali rafia.
Tali rafia dan ijuk umumnya digunakan ssebagai tempat berlindung oleh anak-anak lobster yang baru menetas. Tempat berlindung anak lobster juga bisa dibuat dari pipa paralon berdiameter 0,5 inci yang dipotong sesuai dengan panjang benih. Untuk benih ukuran 2 inci bisa digunakan lubang persembunyian dari pipa berdiameter 1 inci yang dipotong sepanjang 5-7 cm. Sementara itu, untuk induk lobster bisa digunakan pipa dengan lubang berdiameter 3 inci dan panjangnya disesuaikan dengan panjang lobster.
2. Aerator
Aerator berfungsi sebagai pemasok oksigen dan penjaga kualitas air dalam kolam budidaya lobster. Dalam budidaya lobster air tawar, aerator mutlak dibutuhkan. Jika dalam waktu 24 jam air yang menjadi tempat hidup lobster tercemar, otomatis lobster akan mati. Oleh karena itu, harus dipastikan aerator yang digunakan selalu dalam keadaan hidup. Ada berbagai macam ukuran dan kapasitas aerator yang tersedia. Pemilihan aerator disesuaikan dengan jumlah lobster dan luas kolam yang digunakan. Contohnya untuk lima paket induk ( 40 ekor ) diperlukan 40-60 titik gelembung air dengan daya aerator 40 watt.
D. Sumber dan Kualitas Air
1. Sumber air
Air Tanah
Air tanah sangat cocok untuk membudidayakan lobster air tawar. Namun, bila digunakan secara langsung kadar oksigennya sangat kurang. Karena itu, sebelum digunakan sebaiknya diendapkan terlebih dahulu selama 12 jam agar kadar oksigen yang terlarut di dalamnya meningkat. Agar proses pelarutan oksigen lebih cepat dapat digunakan aerator.
Air PAM
Air PAM memiliki derajat keasaman yang relatif stabil. Namun, air PAM mengandung zat klorin dan laporit yang tinggi sehingga sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup lobster. Untuk itu, sebelum digunakan air PAM harus didiamkan terlebih dahulu selama 24 jam agar kaporit dan klorinnya menguap. Jika bau kaporit masih menyengat dapat ditambahkan potassium tiosulfat ( K2S2O3 ) dengan dosis satu kristal untuk setiap 30 liter air.
Air sungai
sungai memiliki pH yang stabil serta kandungan oksigen yang berlimpah. Bila akan menggunakan air sungai, berarti lokasi budi daya harus berada dekat dengan bantaran sungai. Namun, kualitas air juga harus diperhatikan, jangan sampau air tersebut mengandung limbah. Baik limbah rumah tangga maupun limbah industri.
2. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor penting dalam pembudidayaan lobster. Jika kualitas air yang dipakai buruk, maka hasil yang dicapai tidak akan maksimal, bahkan bisa menyebabkan kematian bagi lobster. Berikut ini komponen-komponen air yang berpengaruh pada kelangsungan hidup budi daya lobster air tawar.
Derajat keasaman ( pH )
Lobster air tawar cocok dibudidayakan dalam air dengan tingkat keasaman 6-8. untuk mengetahui tingkt keasaman air bisa digunakan kertas lakmus, cairan pengukur pH atau pH meter digital. Jika pH kurang dari 6, bisa dinaikkan dengan menambahkan kalsium karbonat ( CaCo3 ) sedikit demi sedikit sampai pH nya mencapai angka yang diinginkan. pH air juga dapat dinaikkan dengan memasukkan garam atau soda kue. Sementara itu, jika pH lebih, bisa diturunkan dengan memasukkan daun ketapang kering hingga berwarna kecoklatan yang menandakan pH telah stabil. pH juga bisa diturunkan dengan menggunakan asam fosfor.
Temperatur
Temperatur air yang sesuai untuk lobster air tawar adalah 20-310C. tinggi rendahnya temperatur air akan mempengaruhi tingkat perkembangan lobster. Jika suhu terlalu rendah, lobster akan malas bergerak sehingga perkembangannya akan lambat dan suhu yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kematian lobster. Temperatur air kolam pemeliharaan lobster yang dapat iukur dengan mencelupkan termometer sampai kedalaman 30 cm. Semakin tinggi temperatur air, semakin sedikit pula kandungan oksigen yang terarut di dalamnya.
Kadar garam ( salinitas )
Sesuai dengan namanya, lobster air tawar hanya dapat hidup dalam air tawar. Semakin rendah kadar garamnya, semakin baik utnuk kelangsungan hidup lobster ini. Lobster air tawar hanya bisa bertoleransi dengan kadar garam 0-4 ppm atau 3-20 gram/liter. Jika melebihi angka tersebut, lobster tidak akan bisa hidup. Semakin kecil ukuran tubuh lobster, semakin kecil pula toleransinya terhadap kadar garam. Untuk mengetahui kadar garam, bisa digunakan alat penguji salinitas yaitu salinometer.
Amonia
Amonia merupakan senyawa racun yang bersal dari kotoran lobster. Kadar amonia yang bisa ditoleransi sekitar 1,2 ppm. Kadar amonia bisa diukur dengan menggunakan ammonium test kit. Untuk mengatasi amonia yang berlebih bisa digunakan garam dapur atau dengan menyedot air bagian bawah. Air yang dikuras harus diganti dengan air baru yang jumlahnya sesuai.
Kadar oksigen yang terlarut dalam air
Sama seperti ikan, lobster air tawar menghirup oksigen dari dalam air utnuk bernapas. Namun, lobster air tawar lebih toleran terhadap kadar oksigen yang rendah. Kadar oksigen terlarut dalam air yang bagus untuk lobster 2-4 mg/liter. Sebenarnya, dalam kadar 0,5 mg/liter pun lobster masih bisa hidup tetapi mengalami tekanan yang sangat besar.
Jika kadar oksigen yang terlarut sangat kecil, lobster akan berdiri tegak dengan kepala miring. Lobster juga akan menggerakkan kakinya untuk membuat arus yang akan menaikkan kadar oksigen di dalam air.setiap perubahan kadar oksigen terlarut dalam air sebanyak 1 mg/liter, baik naik maupun turunkan membuat loster stres, bahkan mati. Kadar oksigen terlarut dalam air dapat diukur dengan alat pengukur yang banyak tersedia di toko alat perikanan.
E. Pembenihan Lobster Air Tawar.
Pembenihan merupakan proses untuk mendapatkan benih atau anak lobster yang baru. Pembenihan dilakukan dengan cara mengawinkan induk jantan dengan induk betina yang telah matang alat kelamin. Benih yang dihasilkan nantinya bisa dijual ke pembudidaya lain atau dibesarkan. Keberhasilan pembenihan bisa dilihat dari kualitas dan jumlah anakan yang dihasilkan. Karena itu, perlu kejelian dalam memilih calon induk dan induk untuk menjamin anakan yang baik pula.
1. Pemilihan dan Perawatan Calon Induk
Induk memegang peranan penting dalam proses pembenihan, karena hasil anakan dipengaruhi oleh kualitas induk yang dipakai. Dalam budidaya lobster skala kecil ( rumah tangga ), umumnya peternak memiliki minimum paket induk yang terdiri dari 25 betina dan 15 jantan.
Pemilihan calon induk
Seleksi calon induk sudah dapat dimulai 2-3 bulan atau panjang tubuhnya mencapai 5 cm. Namun, calon induk yang akan digunakan minimum harus berusia 6-7 bulan dengan panjang tubuh 12-15 cm. Berikut ini tips untuk memilih calon indukan yang berkualitas.
1) Pilih calon induk yang pertumbuhannya paling cepat, dapat dilihat dari bentuk tubuhnya yang lebih gemuk daripada yang lain.
2) Pilih calon induk yang punya nafsu akan besar.
3) Pilih calon induk yang gerakannya lincah.
4) Pilih calon induk yang badannya berwarna cerah.
5) Perhatikan jenis kelamin. Jangan pilih yang banci atau berkelamin ganda yang ditandai alat kelamin jantan tidak terlalu menonjol dan warna merah capitnya tidak terlalu cerah.
6) Jangan memilih lobster yang berkepala besar dan bertubuh kecil karena itu tandanya kurang makan.
Calon induk diperoleh dengan membeli calon induk dari pembudidaya lain. Calon induk yang dipilih berusia 6-7 bulan dengan panjang tubuh 12-15 cm.
Perawatan calon induk
Calon induk yang telah dipersiapkan dipelihara dan dirawat dalam wadah yang terpisah dengan lobster lain. Pemisahan ini dilakukan agar calon induk lebih gampang dikontrol dan diawasi perkembangannya, serat agar merasa lebih nyaman. Selain itu, calon indk jantan dan betina juga dipisah dalam wadah yang berbeda agar tidak terjadi perkawinan yang tidak diharapkan saat calon induk belum matang kelamin. Wadah pemeliharaan berupa akuarium berukuran 1 x 0,5 x 0,4 yang diisi air sedalam 10-20 cm. akuarium ini menampung 8 ekor induk.
Selama perawatan, calon induk diberi makan berupa cacing tanah dan cacing darah. Dosis makanan yang diberikan per hari adalah 3% dari berat total calon induk. Pemberian makanan dilakukan 2 kali sehari saat pagi dan sore hari. Untuk menghasilkan telur yang berkualitas dan meningkatkan daya tetas telur, makanan yang diberikan mengandung protein tinggi sebesar 25-35%
2. Mengawinkan Induk
Calon induk yang dikawinkan berusia 10-12 bulan atau saat panjang tubuhnya mencapai 15-17 cm. Induk jantan dan betina yang akan dikawinkan, disatukan dalam wadah perkawinan berupa kolam atau akuarium yang berukuran 40 x 40 x 30 cm dengan tinggi air 20 cm. jumlah induk yang ditebarkan dalam wadah perkawinan adalah induk jantan 3 ekor dan betina 5 ekor.
Dalam wadah perkawinan tersebut diberi tempat persembunyian berupa pipa paralon yang berdiameter 3 inci dengan panjang sesuai tubuhnya. Karena dalam satu kolam terdapat 8 ekor induk, maka kolam tersebut diisi dengan 8 buah lubang persembunyian.
Perkawinan biasanya dilakukan pada malam hari. Saat perkawinan terjadi, lobster jantan akan mengeluarkan sperma dan meletakkannya di dekat pangkal kaki kedua dari lobster betina. Sperma lobster berwarna putih, agak menggumpal dan larut dalam air. Setelah kawin, lobster betina akan meninggalkan induk jantan dan berdiam diri dalam lubang persembunyian.
Di dalam lubang tersebut, induk betina akan mengeluarkan telur secara perlahan-lahan dari alat kelaminnya yang berada pada pangkal kaki ketiga. Telur tersebut selanjutnya akan melewati sperma dan menempel di seluruh permukaan perut. Jumlah telur yang dihasilkan dari induk betina biasanya sekitar 200 butir. Setelah induk mengeluarkan telur, pindahkan telur secara berhati-hati di dalam kolam penetasan.
3. Proses penetasan telur
Kolam penetasan yang digunakan adalah akuarium atau kolam dengan ukuran 1 x 1 x 1 m dan ketinggian air 0,5 meter. Kolam penetasan dapat menampung benih sebanyak 400 ekor atau benih dari 2 induk betina. Dalam kolam penetasa juga diberi lubang-lubang persembunyian atau tempat untuk benih-benih menetas. Lubang persembunyian dibuat dari pipa paralon berdiameter 3 inci.
Pemindahan induk betina harus dilakukan secara berhati-hati agar telur yang menempel di tubuhnya tidak berjatuhan. Saat sedang mengerami telur, induk betina sangat malas dan berdiam diri di lubang persembunyian. Induk betina mengerami telurnya dengan cara melipat kakinya ke arah dalam. Selama proses pengeraman dan penetasan, suhu dalam wadah harus tetap dijaga agar selalu stabil, karena telur sangat sensitif terhadap perubahan suhu.
Telur yang sedang dierami induk akan berkembang secara perlahan-lahan dan akan menetas dalam waktu sekitar 1 bulan. Pada minggu pertama, telur berbentuk bulat dan masih berwarna kuning. Selanjutnya telur akan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan mulai tampak bagian-bagian tubuhnya seperti mata dan kaki. Setelah satu bulan, semua bagian tubuh sudah terbentuk sempurna atau menetas. Dalam waktu 2-3 hari, seluruh benih akan terlepas dari tubuh induknya.
Setelah benih menetas dan terlepas, induk dipindahkan ke dalam kolam perawatan induk. Perawatan dilakukan selama minimum 2 minggu untuk memberi waktu pada induk melakukan molting sebelum dikawinkan kembali. Untuk menjaga kualitas benih yang dihasilkan, selama hidupnya induk betina hanya bisa dikawinkan 6 kali.
4. Pemeliharaan Benih
Benih yang baru menetas dipelihara dalam kolam penetasan selama 10 hari. Selanjutnya benih dipindahkan ke kolam pembesaran benih untuk dipelihara selama 2 bulan. Selama pemeliharan benih, kualitas dan pasokan oksigen dalam wadah harus selalu diperhatikan dengan baik. Benih tidak boleh terkena langsung panas matahari karena benih sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Setelah berumur 8-15 hari, benih sudah mulai berbentuk seperti lobster dewasa yang memiliki cangkang kepala dan cangkang tubuh.
Untuk menjaga kebersihan wadah pemeliharaan 2 minggu sekali harus dikuras dan dibersihkan total untuk mengantisipasi munculnya bibit penyakit. Saat pengurasan dan pembersihan benih dipindahkan ke wadah lain.
5. Pembesaran Lobster Air Tawar
Wadah Pembesaran
Dalam pembesaran lobster skala kecil ( rumah tangga ), tidak membutuhkan wadah atau tempat yang luas. Wadah pembesaran yang digunakan yaitu kolam berukuran 1 x 1 x 1 m dengan ketinggian air dalam kolam 80 cm. untuk tempat persembunyian digunakan pipa paralon dengan diameter 1-3 inci dengan panjang 5-15 cm. Kekuatan arerator sekitar 15 watt. Wadah ini 2 minggu sekali harus dikuras agar lobster terjaga dari penyakit.
Penebaran Benih
Benih lobster yang dipelihara untuk dibesarkan adalah benih yang berukuran sekitar 5 cm. Kolam yang digunakan seluas 1 x 1 x 1 m dan benih yang ditebarkan sebanyak 20-30 ekor. Penebaran benih tidak boleh terlalu padat agar perkembangan lobster tidak terganggu.
Perawatan Lobster dalam Masa Pembesaran
Makanan ( pakan ) merupakan faktor yang paling penting dalam masa pembesaran, karena pertumbuhan lobster dipengaruhi oleh pakan. Lobster makan di dasar kolam dan makanan yang dipilih adalah makanan yang dapat tenggelam.
Makanan yang dapat diberikan pada lobster pada masa pembesaran seperti:
1) Sayuran seperti : kangkung, bayam, toge, wortel, buncis dan kol.
2) Umbi-umbian seperti : singkong, ubi merah dan ubi putih.
3) Daging seperti : daging bekicot, keong mas, ikan, ayam dan cacing.
Pakan ini dicacah kecl-kecil terlebih dahulu sebelum diberikan kepada lobster. Pakan diberi 2 kali sehari dengan komposisi 25 % pagi hari dan 75 % malam hari.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam proses pembesaran lobster, hama yang sering menjadi pemangsa adalah kucing dan tikus. Karena itu, 2 hewan ini harus dijauhkan dari jangkauan kolam.
BAB IV
ANALISIS ASPEK SDM
Tenaga kerja merupakan bagian dari keseluruhan proses produksi yang menjalankan setiap tahapan produksi. Dalam menentukan tenaga kerja, tidak hanya dibutuhkan keterampilan tinggi dan khusus, tetapi, juga ketelitian dan kedisiplinan. Sedangkan jumlah tenaga kerja harus ditentukan agar tidak berlebih maupun berkurang.
Untuk menunjang proses pemeliharaan lobster air tawar sebenarnya tidak dibutuhkan banyak tenaga kerja karena proses pemeliharaannya cukup sederhana. Tenaga kerja yang direkrut berasal dari keluarga sehingga tidak memakan biaya untuk upah masing-masing tenaga kerja.
BAB V
ASPEK FINANSIAL
Dalam pembahasan aspek keuangan akan diuraikan mengenai gambaran ekonomi dan keuangan. Dikemukakan pula anggaran biaya investasi dan pengeluarannya. Analisis usaha ini diperlukan sejauh mana hasil yang akan dicapai dari proses budidaya lobster air tawar rumah tangga. Analisis ini berguna untuk menentukan kelanjutan dari proses budi daya selanjutnya.
Tabel 5.1 Angsuran
Tahun Hutang Pokok Angsuran Bunga 13% Angsuran Hutang + Bunga
1 Rp21,000,000 - Rp2,730,000 Rp 2,730,000
2 Rp21,000,000 - Rp2,730,000 Rp 2,730,000
3 Rp14,000,000 Rp7,000,000 Rp2,730,000 Rp 9,730,000
4 Rp 7,000,000 Rp7,000,000 Rp1,820,000 Rp 8,820,000
5 - Rp7,000,000 Rp 910,000 Rp 7,910,000
Tabel 5.2 Rekapitulasi
Keterangan Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000
I. Benefit
Hasil Usaha - 40000 58000 59500 60000 62250
Salvage Value - - - - - 18000
Total Benefit - 40000 58000 59500 60000 80250
II. Komponen Biaya
Biaya Investasi 38000 - - - - -
Biaya operasional dan pemeliharaan - 39750 23250 22000 21850 22500
Kredit 13 % - 2730 2730 9730 8820 7910
Total Cost - 42480 25980 31730 30670 30410
Laba Usaha -38000 2480 32020 27770 29330 49840
Pajak 10 % - - 3202 2777 2933 4984
Nett Benefit -38000 2480 28818 24933 26397 44856
Tabel 5.3 NPV ( Nett Present Value )
Tahun NB DF ( 13% ) PVNB ( nbxdf )
0 Rp (38,000,000) 1 Rp (38,000,000)
1 Rp (2,480,000) 0.88495 Rp (2,194,676)
2 Rp 28,818,000 0.78315 Rp 22,568,817
3 Rp 24,933,000 0.69305 Rp 17,279,816
4 Rp 26,397,000 0.61332 Rp 16,189,808
5 Rp 44,856,000 0.54275 Rp 24,345,594
Rp 40,189,358
NPV = PVNB = Rp 40.189,359
Dari perhitungan di atas dengan menggunakan discount factor sebesar 13%, maka besar Nett Present Value adalah Rp 40.189,359. maka NPV > 0. Berdasarkan kriteria ini, maka usaha ini layak dilakukan.
Tabel 5.4 BENEFIT COST RATIO ( B/C RATIO )
TAHUN TB TC DF ( 13 %) PVTB (tbxdf ) PVTC ( tcxdf )
0 - Rp( 38,000,000 ) 1 - Rp(38,000,000)
1 Rp40,000,000 Rp 42,480,000 0.88495 Rp 35,398,000 Rp 37,592,676
2 Rp58,000,000 Rp 25,980,000 0.78315 Rp 45,422,700 Rp 20,346,237
3 Rp59,500,000 Rp 31,730,000 0.69305 Rp 41,236,475 Rp 21,990,477
4 Rp60,000,000 Rp 30,670,000 0.61332 Rp 36,799,200 Rp 18,810,524
5 Rp80,250,000 Rp 30,410,000 0.54275 Rp 43,555,688 Rp 16,505,028
Rp202,412,063 Rp 77,244,941
B/C RATIO = PVTB : PVTC
= Rp 202.412.063 : Rp 77.244.941
B/C RATIO = 2,62
Karena B/C Ratio 2,62 > 1 maka usaha ini layak dijalankan.
TABEL 5.5 NETT BENEFIT RATIO
Tahun NB DF ( 13% ) PVNB ( nbxdf )
0 Rp ( 38,000,000 ) 1 Rp (38,000,000)
1 Rp (2,480,000) 0.88495 Rp (2,194,676)
2 Rp 28,818,000 0.78315 Rp 22,568,817
3 Rp 24,933,000 0.69305 Rp 17,279,816
4 Rp 26,397,000 0.61332 Rp 16,189,808
5 Rp 44,856,000 0.54275 Rp 24,345,594
Rp 40,189,358
Nett B/C = PVNB (+) : PVNB (-)
Nett B/C = 80.384.034,39 : 40.194.676
Nett B/C = 1,99
Karena Nett B/C 1,99 > 1, maka usaha ini layak dijalankan.
TABEL 5.6 IRR ( Internal rate of Return )
Tahun NB DF ( 13% ) PVNB ( nbxdf ) DF ( 27%) PVNB ( nbxdf )
0 Rp (38,000,000) 1 Rp (38,000,000) 1 Rp (38,000,000)
1 Rp (2,480,000) 0.88495 Rp (2,194,676) 0.7874 Rp (1,728,088)
2 Rp 28,818,000 0.78315 Rp 22,568,817 0.62 Rp 13,992,666
3 Rp 24,933,000 0.69305 Rp 17,279,816 0.48819 Rp 8,435,833
4 Rp 26,397,000 0.61332 Rp 16,189,808 0.3844 Rp 6,223,362
5 Rp 44,856,000 0.54275 Rp 24,345,594 0.30268 Rp 7,368,924
Rp 40,189,358 Rp (3,707,302)
IRR = i(1) ( i ( 2 )- i (1 )
IRR = 13 % + ( 27%-13% )
IRR = 13 % + ( 14% )
IRR = 13% + 0,66665 ( 14 % )
IRR = 13 % + 9,33313%
IRR = 22,33313 % atau 22,3%
Dari perhitungan di atas IRR didapat 22,3 %, maka usaha ini layak dilakukan karena pengembalian investasi lebih tinggi dari rate return yang berlaku pada perbankan 13 %.
TABEL 5.7 PR ( Profitability Ratio )
Tahun NB DF ( 13% ) PVNB ( nbxdf ) IC PVIC
0 Rp (38,000,000) 1 Rp (38,000,000) Rp 38.000.000 Rp 38,000,000
1 Rp (2,480,000) 0.88495 Rp (2,194,676) - -
2 Rp 28,818,000 0.78315 Rp 22,568,817 - -
3 Rp 24,933,000 0.69305 Rp 17,279,816 - -
4 Rp 26,397,000 0.61332 Rp 16,189,808 - -
5 Rp 44,856,000 0.54275 Rp 24,345,594 - -
Rp 40,189,358 Rp 38.000.000 Rp 38,000,000
PR =
PR > 1 maka usaha ini layak dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar,Yusuf. 2006.Usaha Lobster Air Tawar di Rumah. Bogor : Agromedia
www.budidayalobsterairtawar.com
www.udangbiru.tripod.com
www.google.com
www.yahoo.com
1 komentar:
makasih infonya :)
Posting Komentar